sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bos Bank Syariah Indonesia: Aset industri halal di bank syariah hanya Rp591 triliun

Terdapat gap sebesar Rp5.654 triliun di industri halal.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 10 Feb 2021 16:59 WIB
Bos Bank Syariah Indonesia: Aset industri halal di bank syariah hanya Rp591 triliun

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengungkapkan, potensi industri halal nasional sangat besar yaitu mencapai Rp6.545 triliun. Namun, aset industri halal di bank syariah per November 2020 hanya sebesar Rp591 triliun.

"Dari industri halal, aset di bank syariah sangat kecil sekitar Rp591 triliun. Di sisi lain, potensi halal besar dengan segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), retail, gadai, cicil emas, wholesale bisa kami gaet ke depan," katanya dalam video conference, Rabu (10/2).

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan sinergi antara BSI dengan bank syariah lainnya di Indonesia agar gap sebesar Rp5.654 triliun di industri halal tersebut dapat masuk ke bank syariah nasional secara keseluruhan.

Dari sisi nasabah, menurutnya juga terdapat gap yang sangat lebar. Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim mencapai 180 juta jiwa, tetapi baru sekitar 30,27 juta orang yang menjadi nasabah di bank syariah. Dengan demikian terdapat celah sebesar 149 juta orang yang belum tergabung ke bank syariah.

"Dari 180 juta penduduk muslim di Indonesia, yang menjadi nasabah 30 juta penduduk. Gap-nya besar," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk menggaet nasabah muslim tersebut agar mau masuk menjadi nasabah di bank syariah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Salah satu yang akan dilakukannya adalah bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di BSI dalam membentuk budaya syariah dan meningkatkan literasi karyawan.

Selain itu, dia mengklaim akan membangun jaringan informasi dan teknologi yang mumpuni sehingga dapat menjawab tantangan zaman di era digital.

Sponsored

"Kami ingin sampaikan perlu sinergi dari seluruh pemangku kepentingan untuk tingkatkan kepercayaan masyarakat dalam bertransaksi. Asosiasi, regulator, ormas Islam, dan pemerintah akan kami ajak," tuturnya.

 

 

Berita Lainnya
×
tekid