BUMI konversikan US$5 miliar ke rupiah
Hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berencana mengkonversi 80% pendapatan, yang mencapai US$5 miliar atau setara Rp75 triliun, ke dalam rupiah.
Dengan demikian, nilai pendapatan BUMI yang akan dikonversi dari dollar AS ke rupiah tersebut mencapai Rp 60 triliun.
Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan, hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"BUMI adalah perusahaan yang bertanggungjawab mendukung kebijakan pemerintah dan sepenuhnya mendukung prioritas nasional dalam melindungi rupiah dan negara," kata Saptari mengutip dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (8/10).
Saptari menjelaskan alasan pihaknya tidak mengkonvesrsi semua pendapatan ke rupiah, karena sisanya digunakan untuk belanja modal dan keperluan lain.
Adapun BUMI telah memenuhi kewajiban DMO sebesar 25%, berkontribusi terhadap devisa negara pembayar pajak dan royalti tertinggi dalam sektor sumber daya alam.
Sebelumnya, Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir berinisiatif mengonversi sebanyak US$ 1,7 miliar atau setara Rp 25 triliun dari hasil transaksi bisnis perusahaan yang selama ini menggunakan dollar AS, menjadi rupiah.
Boy, sapaan akrab Garibaldi merincikan, US$ 1,7 miliar tersebut, terdiri dari royalti pajak dalam rupiah, yang kurang lebih sekitar US$ 600 juta - US$ 700 juta.
Kemudian transaksi bahan bakar dengan PT Pertamina (Persero), sekitar US$400-500 juta, dan sisanya merupakan transaksi dengan tiga kontraktor yakni PT Saptaindra Sejati, PT Pama Persada, dan PT Bukit Makmur Mandiri Utama senilai US$ 600-700 juta.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ancaman nyata kala mesin mulai menggantikan manusia
Jumat, 02 Jun 2023 18:48 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB