sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

E-commerce bantu perluas promosi batik

Ketersediaan batik di platform online jadi cara efektif promosikan budaya Indonesia.

Clarissa Ethania
Clarissa Ethania Jumat, 01 Okt 2021 20:55 WIB
E-commerce bantu perluas promosi batik

Pemerintah telah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ini menjadi salah satu ikhtiar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat agar tetap ingat dan terus melestarikan batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.

Dari aspek  ekonomi, hadirnya platform jual beli online atau lebih dikenal sebagai e-Commerce pun kini banyak dilirik dan digunakan oleh banyak orang, baik itu pengusaha, ataupun konsumennya.

Pengrajin batik asal Pekalongan, M. Badrul Falah mengaku mulai melirik platform digital atau e-Commerce guna memperluas usahanya. Awalnya produk Batik King Projo hanya tersedia melalui gerai dan mitra di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta dan bergantung pada pembeli di gerai serta reseller yang berkunjung ke toko.

Namun akhirnya ia memutuskan untuk memperluas jangkauan bisnis melalui salah satu platform eCommerce, yaitu Lazada yang menjadi rumah bagi pengrajin dan penjual fashion etnik, terutama produk dari sabuk industri batik seperti Pekalongan dan Cirebon, hingga ke fashion batik ternama yang hadir di LazMall.

“Pada 2018, saya bergabung ke Lazada untuk menambah pengalaman berjualan di platform eCommerce, dan sejak itu penjualan saya meningkat karena bisa berekspansi dengan mendapatkan pembeli serta reseller dari luar Pulau Jawa. Saya ingin mengembalikan roh batik melalui batik tulis, namun saya juga selalu berusaha untuk kreatif dan mengikuti tren kekinian, misalnya dengan membuat tas, masker hingga sepatu bermotif batik. Melalui produk-produk yang bisa dipakai seluruh lapisan masyarakat, saya ingin anak-anak muda bisa lebih mencintai batik dan memakai batik dengan bangga,” ungkap Badrul dalam siaran pers, Jumat (1/10).

Salah satu brand batik kekinian dari Solo, yaitu Bateeq, pun turut merasakan dampak dari digitalisasi dalam meningkatkan penjualan batik sekaligus melestarikan kebudayaan batik, khususnya di mata anak-anak muda. Tidak jauh berbeda dengan Badrul, Bateeq pun ikut menggunakan eCommerce untuk memperluas pasar, meski telah memiliki toko offline yang banyak.

Tak hanya itu, Bateeq pun ingin mendorong rasa bangga generasi muda untuk menggunakan batik dengan gaya yang trendi. “Kami punya harapan dan keinginan yang besar untuk menjadikan batik sebagai fashion dengan beragam model yang bisa dipakai di segala acara, baik acara formal ataupun acara santai serta menjadikan batik kebanggaan masyarakat Indonesia, bahkan hingga dikenal dan dipakai oleh masyarakat dunia.” tutur Public Relations Bateeq, Keinda Fauri.

Ketersediaan batik di platform online adalah salah satu cara yang sangat efektif dalam meneruskan budaya Indonesia. Semakin banyak penjual batik dengan berbagai model dan peruntukan, semakin banyak pula yang akan memakainya.

Sponsored

SVP, Seller Operations, Lazada Indonesia, Haikal Bekti Anggoro mengatakan dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap batik, dapat menciptakan peluang bisnis yang lebih besar bagi para penjual dan produsen batik di Indonesia.

Dalam melanjutkan komitmennya mendukung industri batik nasional, tahun ini Lazada telah menutup akses impor bagi tiga klaster: fashion, makanan dan minuman serta kerajinan tangan.

Lazada berharap berbagai program onboarding serta teknoilogi dalam ekosistem Lazada dapat membantu pengrajin dan penjual batik untuk lebih mudah dalam fokus dalam menjalankan bisnisnya.

“Dengan memfasilitasi dan mendukung para pengrajin dan pengusaha batik nasional untuk go digital melalui platform Lazada, kami berharap industri batik kebanggaan juga dapat terus berkembang pesat, sehingga batik selalu menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” tutup Haikal.

Berita Lainnya
×
tekid