sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga Bitcoin melonjak tajam pada Oktober, bagaimana ke depannya?

Harga Bitcoin (BTC) menembus hingga US$35.000 atau sekitar Rp557 juta, yang merupakan nilai tertinggi sejak Mei 2022.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 26 Okt 2023 13:11 WIB
Harga Bitcoin melonjak tajam pada Oktober, bagaimana ke depannya?

Harga mata uang kripto (cryptocurrency) Bitcoin (BTC) melonjak tajam hingga US$35.000 atau sekitar Rp557 juta pada Oktober 2023. Ini merupakan nilai tertinggi sejak Mei 2022.

Kendati begitu, masa depan harga Bitcoin akan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Demikian disampaikan, trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dalam keterangannya, Kamis (26/10).

"Jika suku bunga tetap [The Fed] tidak berubah, kemungkinan besar tren kenaikan harga Bitcoin akan berlanjut. Namun, jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, investor harus bersiap menghadapi potensi koreksi di pasar," ucapnya. "The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang tetap konstan dalam pertemuan berikutnya, pada bulan November."

Merujuk data CME FedWatch Tool, dengan tingkat keyakinan 97%, pasar memperkirakan takkan ada peningkatan suku bunga pada 1 November. Namun, pada Desember, pelaku pasar melihat kemungkinan sekitar 29% terjadi kenaikan sebesar 25 basis poin.

Sementara itu, dari aspek analisis teknikal, para pelaku pasar kini menanti harga Bitcoin melakukan pergerakan kedua melawan resistensi di level U$$35.000 pada pekan ini. Untuk melampauinya, dibutuhkan dorongan lebih lanjut dari pesanan beli, yang mungkin dipicu ketakutan kehilangan momen (fear of missing out/FOMO).

"Kemungkinannya besar kecuali ada sentimen negatif baru, baik dari industri maupun data makroekonomi. Kami memperkirakan bahwa Bitcoin dapat mencapai level US$40.000 [atau sekitar Rp637 juta] untuk pertama kalinya di kuartal IV tahun 2023," tuturnya.

Meskipun demikian, Fyqieh meyakini penurunan harga Bitcoin hingga di bawah US$30.000 (sekitar Rp 477 juta) sulit terwujud. Dalihnya, kian intensnya perbincangan tentang lonjakan ETF spot BTC dan dorongan FOMO yang terus mendorong pasar.

Ia menyampaikan demikian mengingat data Santiment menyebutkan, pelaku pasar tengah menunjukkan tanda-tanda euforia, terutama optimisme atas persetujuan ETF Bitcoin spot di AS. Ketika tren FOMO menyebar di seluruh pasar, diperkirakan terjadi peningkatan dalam akumulasi Bitcoin.

Sponsored

Diketahui, Bitcoin mendapatkan dorongan tambahan dalam menciptakan peluang investasi baru melalui ETF. Produk ini bisa menjadi cara yang lebih mudah bagi individu untuk berinvestasi Bitcoin dengan harga spot sehingga memungkinkan lebih banyak orang memasuki dunia kripto.

BlackRock, salah satu pemain besar di dunia keuangan, pun bakal berpartisipasi dalam persetujuan ETF. Kehadirannya bakal meningkatkan optimisme investor dan pengamat atas masa depan Bitcoin.

"Selain itu, ETF ini juga dapat mengurangi beberapa risiko yang terkait dengan investasi dalam aset digital selama ini. Ini juga dapat menjadi jembatan yang menghubungkan investor tradisional dengan pasar kripto yang terus berkembang, membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk berpartisipasi dalam potensi keuntungan yang ditawarkan oleh aset digital seperti Bitcoin," urainya.

Berita Lainnya
×
tekid