sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Harga minyak bertengger di atas US$100 per barel, sampai kapan?

Kenaikan harga minyak diyakini tidak akan terlalu berkepanjangan.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Selasa, 29 Mar 2022 16:32 WIB
Harga minyak bertengger di atas US$100 per barel, sampai kapan?

Harga minyak dunia masih bertengger di atas US$100 per barel. Melansir dari Bloomberg, Selasa (29/3) pukul 15.30 WIB, harga minyak jenis brent untuk kontrak Mei 2022 ada di posisi US$112,39 per barel, turun tipis 0,08%.

Sementara untuk minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2022 ada di posisi US$105,80 per barel atau turun tipis 0,15%.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kenaikan harga minyak tidak akan terlalu berkepanjangan. Hal ini dikarenakan pasokan Arab Saudi akan kembali terjaga setelah serangan yang dilakukan oleh  pemberontak Houthi.

"Dengan normalnya pasokan, maka suplai akan kembali memenuhi pasar sehingga akan menenangkan pasar dan mendorong penurunan harga minyak dunia," ungkapnya kepada Alinea.id, Selasa (29/3).

Di sisi lain, kondisi ekonomi global pascapademi Covid sudah mulai tumbuh. Ekonomi yang semakin membaik berdampak terhadap permintaan yang meningkat di tengah suplai yang sedikit banyak terbatas.

"Memang, banyak pakar dan pengamat dari awal tahun sudah memprediksi minyak di 2022 ini berada di level US$120 per barel dengan alasan ekonomi sudah mulai membaik," paparnya.

Mamit menyebut OPEC saat ini masih terus menahan kenaikan produksi mereka secara signifikan. Mereka hanya menaikan secara normatif yaitu 400.000 barel minyak per hari (BOPD) saja.

"Dampak kenaikan pastinya akan berpengaruh terhadap Indonesian Crude Price (ICP) kita, dan kenaikan ICP akan berpengaruh terhadap beban subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga listrik serta LPG 3 Kg," jelasnya.

Sponsored

Selain itu, kenaikan ini bisa meningkatkan defisit neraca perdagangan karena Indonesia adalah net importir minyak.

"Dampak lain, kenaikan harga BBM umum pastinya tidak bisa dihindari karena kenaikan harga minyak dunia," lanjutnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, harga keekonomian untuk BBM jenis Pertamax (RON 92) akan meningkat seiring dengan tingginya harga minyak. Pada April 2022 diperkirakan mencapai Rp16.000 per liter.

Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, menindaklanjuti hal tersebut saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Sedang kami koordinasikan dengan stakeholder terkait untuk penyesuaian harga Pertamax," ungkapnya kepada Alinea.id, Senin (28/3). 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid