sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IMF proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 3,9%

Negara di Asia diperkirakan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, khususnya di wilayah Timur Tengah

Mona Tobing
Mona Tobing Kamis, 25 Jan 2018 12:55 WIB
IMF proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 3,9%

Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini melaju kencang. Kondisi ekonomi Eropa yang dinilai membaik berikut juga di Asia membuat IMF optimistis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 3,9%. 

Pada Oktober 2017 lalu, IMF memproyeksikan ekonomi global tumbuh 3,6% sampai 3,7%. Pada saat itu, Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld mengatakan ekonomi tahun 2017 akan sangat berbeda dengan tahun 2016 yang mengalami turbulensi pasar finansial amat kencang. 

Nah, kondisi tahun ini sedikit berbeda. IMF menilai, ekonomi dari negara emerging market dan developing economies mulai berperan. Walhasil, pertumbuhan ekonomi bisa 'nge-gas' pada tahun ini. 

Optimisme IMF kembali berlanjut dengan menetapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 mencapai 3,9%. Alasannya, aktivitas ekonomi di Eropa dan Asia diprediksi akan mengalami kejutan lebih kuat dibandingkan tahun lalu. 

Sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Italia dan Belanda disebut menjadi negara yang mencerminkan momentum kuat atas permintaan domestik serta permintaan eksternal. Sedangkan Inggris pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 1,5% pada tahun 2018. 

Negara-negara di Asia diperkirakan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Khususnya di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan yang mengalami lompatan tinggi. Perkiraan selama dua tahun ke depan, ekonomi negara tersebut akan tumbuh mencapai 3,6% pada tahun ini. 

China akan mencapai pertumbuhan ekonomi di 6,6% begitu juga dengan ekonomi Jepang yang hanya tumbuh 1,2%. Namun kedua negara maju ini diperkirakan akan menyusut pada tahun 2019 dimana masing-masing menjadi 6,4% dan 0,9%. 

Efek pajak AS 

Sponsored

Meski ekonomi melaju kencang, IMF memberi catatan atas pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam update outlook ekonomi dunia, IMF memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan mulai melemah setelah tahun 2022. Pada saat itu, era kepemimpinan Donald Trump berakhir sehingga insentif belanja modal perusahaan dan pemotongan pajak berakhir. 

Namun tahun ini, IMF menilai kebijakan Trump untuk memotong pajak, meskipun memperlebar defisit neraca transaksi AS namun dapat memperkuat dolar AS. "Hal ini turut mempengaruhi arus investasi internasional," tukas Obstfeld dikutip Reuters

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perombakan pajak sebesar US$ 1,5 triliun per Desember. Paket pajak tersebut merupakan perombakan terbesar sejak 1980-an. Walhasil, menurunkan beban pajak korporat dan individu dari 35% menjadi 21%. 

IMF mengatakan ekonomi AS saat ini diperkirakan akan meningkat 2,7% pada 2018. Lebih tinggi dari perkiraan 2,3% pada bulan Oktober. Namun, memasuki tahun 2019, pertumbuhan AS bakal melambat menjadi 2,5%. 

Di Amerika Latin, khususnya Venezuela diperkirakan bakal mengalami kelesuan. Namun aktivitas ekonomi di Brazil dan Meksiko diyakini akan tumbuh baik. Pelemahan pertumbuhan ekonomi diperkirakan bakal terjadi di Timur Tengah dan Afrika Sub-Sahara yang akan terkena imbas dari perekonomian di Arab Saudi dan Afrika Selatan. 

IMF merevisi perkiraan pertumbuhan Afrika Selatan menjadi 0,9% untuk tahun ini akibat ketidakpastian politik. Sementara Nigeria diperkirakan stabil di 2,1% namun susut menjadi 1,9% pada 2019.

Berita Lainnya
×
tekid