sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indeks PMI turun, Menkeu waspadai industri manufaktur

Penurunan PMI dipengaruhi kondisi perekonomian global yang masih tak pasti sehingga mengerek turun permintaan dari beberapa negara tujuan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Kamis, 24 Nov 2022 20:40 WIB
Indeks PMI turun, Menkeu waspadai industri manufaktur

Kinerja industri manufaktur mulai perlu diwaspadai. Meski selama 14 bulan terakhir selalu di level ekspansif atau di atas level 50, tetapi Purchasing Managers Index (PMI) Manufacture menunjukkan adanya tren penurunan.

Pada Oktober 2022, PMI di level 51,8 poin dan kini turun dibandingkan September 2022 di poin 53,7. Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, pun memberikan pesan serius.

"Kita perlu mulai waspadai itu, PMI manufaktur kita. Pada bulan-bulan akhir sudah mulai menunjukkan adanya penurunan dan ini perlu diwaspadai karena menyangkut kegiatan manufaktur yang sangat penting," katanya dalam pemaparannya saat telekonferensi pers APBN Kita November 2022, Kamis (24/11).

Sri Mulyani berpendapat, menurunnya PMI dipengaruhi kondisi perekonomian global yang masih tidak pasti sehingga mengerek turun permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor, khususnya Eropa dan Amerika Serikat (AS). Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2022 turun 0,14% dibanding bulan lalu. Dirinya pun mengimbau kinerja manufaktur diperhatikan.

Tren penurunan juga terlihat dari konsumsi listrik. Meski terbilang masih dalam level yang tinggi, 
sektor bisnis di 12,5% (yoy) dan industri 5,7% (yoy) pada Oktober 2022, tetapi angka tersebut menunjukkan tren negatif.

"Jadi, selain kita bicara level, kita juga bicara tentang arah atau tren ke depannya. Ini pasti ada pengaruh dari faktor global yang harus diwaspadai," ujarnya.

"Maka, kami selalu sampaikan, tetap optimis dengan kondisi global seperti ini karena selama ini masih sangat kuat. Tapi, juga waspada karena kita melihat arahnya memang perlu untuk diwaspadai," imbuhnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani menyampaikan, kapasitas produksi industri manufaktur masih terus berusaha bangkit pascapandemi Covid-19. Level kapasitas produksinya kini hampir menyamai dengan posisi sebelum pandemi: industri pengolahan di level 73,5 poin dan pertambangan penggalian 73,2 poin.

Sponsored

"Ini pemulihan. Namun, kita tetap melihat juga apakah level ini bisa dan harus bisa bertahan di dalam menghadapi guncangan-guncangan global? Ini yang menjadi tantangan kita memasuki tahun 2023," pungkasnya. 

Berita Lainnya
×
tekid