sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indo Premier targetkan pertumbuhan investor retail 40%

Saat ini,  70% transaksi saham Indo Premier masih terjadi di dekstop.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 03 Jun 2020 17:21 WIB
Indo Premier targetkan pertumbuhan investor retail 40%

PT Indo Premier Sekuritas meluncurkan aplikasi IPOT, sebagai platform trading dan investasi berbasis telepon pintar. Dari aplikasi ini, Indo Premier menargetkan pertumbuhan investor retail 40% dalam 12 bulan ke depan.

Presiden Direktur Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, mengatakan dalam sehari, Indo Premier mendapatkan rata rata 200-300 nasabah retail baru selama ini. Selain itu, sekitar 60%-70% transaksi di Indo Premier Sekuritas datang dari investor retail.

"Dengan aplikasi baru ini, kami menargetkan 40% nasabah per hari selama 12 bulan. Segmen pasar yang kami targetkan adalah usia produktif dan pekerja," tutur Moleonoto dalam konferensi pers Indo Premier, Rabu (3/6).

Saat ini,  70% transaksi saham Indo Premier masih terjadi di dekstop. Dengan aplikasi baru ini, pihaknya berharap paling tidak dalam dua tahun ke depan, transaksi saham yang terjadi di dekstop dan telepon pintar menjadi berimbang.

"Lalu pada tiga tahun ke depan, kami harap aplikasi di telepon pintar ini mulai mendominasi transaksi saham Indo Premier," tuturnya.

Moleonoto optimistis ke depan akan semakin banyak masyarakat yang mulai melakukan investasi, baik di saham dan instrumen lainnya. Pasalnya, Covid-19 membuat perilaku masyarakat berubah dan mulai menyadari pentingnya melakukan investasi.

Animo masyarakat mengikuti edukasi digital Indo Premier saat ini semakin meningkat. Dia pun mengatakan, adanya aplikasi IPOT menjadi salah satu bentuk kesiapan Indo Premier memberikan edukasi digital untuk berinvestasi ke masyarakat.

Sementara itu Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi, mengatakan pasar modal Indonesia membutuhkan peran aktif Anggota Bursa (AB) dalam kegiatan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia.

Sponsored

"Sebab, masa depan pasar modal ada di tangan investor domestik. Terbukti ketika terjadi krisis dan pasar modal mengalami kontraksi, kehadiran investor domestik menjadi shock breaker bagi pasar modal," ujar Hasan dalam kesempatan yang sama.

Berita Lainnya
×
tekid