sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi ingin hilirisasi industri dan ekonomi hijau dalam negeri terus berlanjut

Bertujuan membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Selasa, 16 Agst 2022 13:53 WIB
 Jokowi ingin hilirisasi industri dan ekonomi hijau dalam negeri terus berlanjut

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77 tahun, menyampaikan, salah satu kekuatan Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang bijak dan berkelanjutan dengan syarat hilirisasi dan industrinya dilakukan di dalam negeri. Sehingga memberikan dampak optimal dan nilai tambah maksimal bagi kepentingan nasional.

“Ini kalau dilakukan, bisa memberi dampak baik bagi kita, yaitu membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyambut HUT RI ke-77 tahun yang disiarkan secara langsung di YouTube DPR RI, Selasa (16/8).

Bertujuan membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam tersebut, pemerintah menurut presiden saat ini juga tengah mendorong hilirisasi dan industrialisasi. Sebagai contoh, sejauh ini hilirisasi nikel tercatat telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat, yaitu di 2014 senilai Rp16 triliun dan naik jadi Rp306 triliun di 2021. Bahkan di akhir 2022, nikel ditargetkan akan menyumbang nilai ekspor sebanyak Rp440 triliun.

“Itu hanya dari nikel. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil,” imbuh Jokowi.

Jokowi mengaku, Indonesia saat ini telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global, sehingga produsen mobil listrik asal Asia, Eropa, hingga Amerika berbondong-bondong menanam modal di Indonesia. Ke depan, pemerintah pun berencana melakukan hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah.

Selain membangun ekosistem hilirisasi industri dalam negeri yang terintegrasi, presiden juga mendukung penuh pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia dengan mengoptimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau di dalam negeri.

“Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon. Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi,” tandasnya.

Untuk mendukung pengembangan sumber energi bersih dan ekosistem ekonomi hijau di Indonesia, kawasan industri hijau di Kalimantan Utara dipilih dan akan dikembangkan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.

Sponsored

“Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio,” pungkas presiden.

Berita Lainnya
×
tekid