sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementerian ESDM klaim suplai listrik selama Nataru aman

PLTU Suralaya dapat beroperasi lebih baik pada momen Nataru 2022 dibandingkan tahun lalu.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Minggu, 25 Des 2022 21:33 WIB
Kementerian ESDM klaim suplai listrik selama Nataru aman

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin keandalan suplai energi, termasuk energi primer, untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik selama libur Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan, keandalan pasokan energi primer untuk operasional pembangkit menjadi salah satu kunci keamanan ketersediaan listrik. Apalagi, PLTU Suralaya menjadi salah satu tulang punggung sistem kelistrikan di Jawa, Madura, dan Bali.

"Signifikan perannya [PLTU Suralaya] untuk sistem Jawa, Madura, dan Bali," ucapnya dalam keterangannya, Minggu (25/12). "Rantai pasok mulai dari energi primer sampai kesiapan operatornya hingga penyediaan listrik ke masyarakat bisa kami pastikan tercapai."

Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menerangkan, PLTU Suralaya berkapasitas 3.400 MW dapat beroperasi memenuhi kebutuhan listrik di Jawa, Madura, dan Bali selama libur Nataru. PLTU Suralaya memasok hingga 12% dari total dari kebutuhan listrik di wilayah tersebut.

"Kalau Natal 2021 dan tahun baru 2022, kondisi pasokan batu bara di PLTU Suralaya agak kritis. Tahun ini, sangat baik dan menjadi hari operasi terbaik sepanjang sejarah," tuturnya dalam kesempatan terpisah.

Pada momen Nataru tahun lalu, ungkap Darmawan, pasokan batu bara PLTU Suralaya sempat kritis sehingga tidak dapat beroperasi sepekan penuh. Sedangkan pada tahun ini pasokan batu bara mencapai 30 hari operasi.

Menurutnya, capaian tersebut tidak lepas dari upaya PLN bersama stakeholder dalam memastikan terpenuhinya ketersediaan energi primer. Dicontohkannya dengan perubahan paradigma pemantauan dan pengendalian pasokan batu bara oleh PLN.

Mulanya, pengawasan hanya berfokus pada titik bongkar (estimated time of arrival/ETA). Namun, kini menjadi di titik muat (loading).

Sponsored

Selain meninjau di lapangan, pengawasan juga dilakukan dengan mengintegrasikan sistem digital antara PLN dengan Ditjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM. Sistem ini memberikan informasi target loading dan terintegrasi dengan sistem Ditjen Minerba, yang mencatat realisasi loading dari setiap pemasok.

"Dengan sistem seperti ini, jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Tak hanya itu, corrective action dapat dilakukan as early as possible sehingga kepastian pasokan dapat lebih terjaga," tutur Darmawan.

Berita Lainnya
×
tekid