sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KUR jadi solusi permodalan di tengah krisis pangan global

KUR ibarat oase di tengah semakin minimnya anggaran pemerintah untuk membantu pelaku usaha, termasuk usaha tani.

Yohanes Robert
Yohanes Robert Kamis, 20 Okt 2022 06:21 WIB
KUR jadi solusi permodalan di tengah krisis pangan global

Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan partisipasi petani untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui KUR tersebut, Kementan berharap agar petani dapat mengembangkan sektor usahanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, KUR ibarat oase di tengah semakin minimnya anggaran pemerintah untuk membantu pelaku usaha, termasuk usaha tani.

“Pinjaman modal yang disusbsidi pemerintah ini menjadi salah satu solusi untuk menggerakkan sektor pertanian. Jika melihat perkembangan penyaluran KUR dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan cukup signifikan,” ucap Syahrul dalam rapat daring berjudul KUR: Solusi Permodalan di Tengah Krisis Pangan Global, Rabu (19/10).

Di tengah krisis pangan global, KUR menjadi solusi permodalan bagi petani untuk bisa terus melakukan produksi sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman.

“Untuk menggenjot realisasi KUR, pemerintah kini memberikan berbagai kemudahan dan keringanan pinjaman,” tambah Syahrul.

Sementaa, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menyampaikan ima poin untuk menghadapi ancaman global.

“Pak Menteri selalu menyampaikan strategi awal kita itu ada lima poin. Pertama peningkatan ketersediaan pangan, yang kedua disertifikasi pangan, ketiga lumbung pangan, keempat pertanian modern atau smart farming, dan kelima adalah peningkatan ekspor,” jelas Ali.

Pun demikian, Ali juga menilai agar Menteri Pertanian juga turut meningkatkan produksi  dan penurunan impor, serta komunikasi subtitusi impor yang akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekspor.

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Indah Megahwati mengatakan, untuk menghadapi krisis pangan global dan pemulihan ekonomi nasional, pembiayaan sektor pertanian bisa diarahkan melalui mekanisme pembiayaan lain, yaitu KUR.

“Dengan pembiayaan melalui sumber KUR ini diharapkan mampu menjamin ketersediaan pangan, serta meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Pada akhirnya bangsa Indonesia bisa menjaga ketahanan pangan dalam negeri,” ujar Indah.

Sebagai contoh, Indah menjelaskan kerja sama perbankan yang dilakukan  adalah KUR Taksi Alsintan yang diinisiasi oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan perbankan lain.

Program ini merupakan model pengelolaan tata usaha jasa Alsintan dengan sistem jasa sewa waktu atau kepemilikan Alsintan melalui skema kredit perbankan.

“Kementan, Himbara, dan perbankan lain sepakat dalam hal pemberdayaan kelembagaan petani melalui penguatan permodalan, relaksasi pembiayaan, dan pendampingan. Kolaborasi melalui integrasi data mitra atau binaan akan berguna untuk mempermudah aplikasi permohonan KUR,” katanya.

Skema kerja sama dalam pola pembiayaan dapat diproses menggunakan KUR dengan maksimum kredit Rp500 juta, bunga 6% per tahun dengan tambahan subsidi bunga sebesar 3% yang berlaku hingga 31 Desember 2022.

“Program ini memfasilitasi petani yang ingin membeli alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan cara mencicil atau kredit. Tentunya petani harus menjadikan alsintannya lahan usaha berupa penyewaan,” tuturnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid