sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menatap ekonomi Indonesia pada 2019

APBN 2019 disusun dengan optimisme, tapi tetap memperhitungkan tantangan dan krisis yang akan dihadapi.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Kamis, 27 Des 2018 20:30 WIB
Menatap ekonomi Indonesia pada 2019

Pemerintah sudah menyusun APBN 2019 dengan fokus tiga hal, yakni penurunan defisit, pemerataan anggaran, dan pertumbuhan pajak. Pada 2019, pemerintah menargetkan pendapatan negara sebesar Rp2.165 triliun, naik dari tahun ini sebesar Rp1.903 triliun.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, APBN 2019 disusun dengan optimisme, tapi tetap memperhitungkan tantangan dan krisis yang akan dihadapi.

"Kehati-hatian dan kewaspadaan tidak berarti perekonomian dan APBN kita rapuh, justru kami bersikap demikian untuk menjaga perekonomian yang sedang memiliki momentum positif, agar tidak menjadi rapuh dan rentan," ujar Sri, dikutip dari Antara, Rabu (31/10).

Sri menjelaskan, ada beberapa tantangan yang dihadapi pada 2019, antara lain perekonomian dunia yang masih dibayangi ketidakpastian dari normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat, penguatan dollar AS, dan pengetatan likuiditas yang mengakibatkan arus modal keluar.

Di samping itu, masih berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, ketidakpastian skenario Brexit, serta ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan dunia, ikut meningkatkan risiko negatif bagi perekonomian global.

Defisit anggaran lebih kecil

Di dalam situs resmi Kementerian Keuangan, asumsi dasar ekonomi makro juga sudah ditetapkan sebagai dasar penyusunan outlook ekonomi 2019. Ketetapan tersebut, yakni pertumbuhan ekonomi 5,3%, inflasi 3,5%, tingkat bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan 5,3%, serta nilai tukar rupiah Rp15.000.

Sedangkan harga minyak mentah Indonesia US$70 per barel, lifting minyak 775 barel per hari, lifting gas 1.250 barel per hari. Sri mengatakan, hal yang perlu diwaspadai pemerintah, yaitu nilai tukar rupiah tahun depan.

Sponsored

Di sisi lain, Kemenkeu pun optimis defisit APBN 2019 bisa menyentuh 1,84%. Proyeksi itu disampaikan, usai melihat postur dan realisasi anggaran yang telah berjalan pada tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (15/11). /Antara Foto 

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menjelaskan, defisit anggaran di tahun sebelumnya tidak pernah di bawah 2% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Tentunya pada 2019, defisit APBN akan lebih kecil dari 2%, dan hanya 1,84%. Padahal pada 6 atau 7 tahun ini defisit APBN selalu di atas 2%," kata Askolani di Nusa Dua, Bali, Rabu (5/12).

Tren defisit yang makin menurun itu, bisa berdampak pada mengecilnya keseimbangan primer. Dengan defisit dan keseimbangan primer lebih kecil, pemerintah bisa mengurangi tambahan pembiayaan utang dan mengurangi beban utang.

"Kalau di bawah 2%, defisit keseimbangan primernya bisa hanya Rp20 triliun," kata Askolani.

Sementara itu, pembiayaan anggaran pada 2019 berasal dari utang, baik berupa surat berharga negara (SBN) konvensional dan surat berharga syariah negara (SBSN). Selain itu, pembiayaan anggaran juga untuk kegiatan investasi.

Berita Lainnya
×
tekid