sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Imbas PPKM, pendapatan Garuda Indonesia di semester I-2021 anjlok 24%

Penurunan pendapatan usaha disebabkan anjloknya trafik penumpang.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 31 Agst 2021 15:55 WIB
Imbas PPKM, pendapatan Garuda Indonesia di semester I-2021 anjlok 24%

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatat pendapatan usaha pada semester I-2021 hanya sebesar US$696,8 juta atau turun sebesar 24% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. 

Pendapatan usaha semester I-2021 tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$556,5 juta, penerbangan tidak berjadwal US$41,6 juta, dan pendapatan lainnya US$98,6 juta. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, penurunan pendapatan usaha tersebut tidak terlepas dari trafik penumpang yang anjlok imbas kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di tengah peningkatan positive rate kasus Covid-19 di Indonesia.

"Tidak dapat dimungkiri pemberlakuan PPKM seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air telah berdampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha jasa transportasi udara," katanya dalam keterangannya, Selasa (31/8).

Adapun, pendapatan usaha yang berasal dari pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami kenaikan sebesar 93,2% dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020 lalu. 

Dengan adanya kenaikan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan potensi pangsa pasar charter, baik untuk layanan penumpang maupun kargo. 

Khusus untuk angkutan logistik, perusahaan juga telah mencatat adanya tren kenaikan jumlah kargo yang diangkut di setiap penerbangan sepanjang semester I-2021. 

Garuda Indonesia secara group berhasil mencatatkan jumlah angkutan kargo sebesar 152.300 ton atau tumbuh sebesar 37,56 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar 110.715 ton. 

Sponsored

Sementara itu, beban usaha pada semester I-2021 tercatat mengalami penurunan sebesar 15,9% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yakni dari US$1,6 miliar menjadi US$1,3 miliar. 

Lebih lanjut, penurunan beban usaha perseroan juga diklaim turut ditunjang oleh berbagai langkah strategis efisiensi yang tengah ditempuh, yakni melalui langkah renegosiasi sewa pesawat hingga restrukturisasi jaringan penerbangan melalui penyesuaian frekuensi rute-rute penerbangan. 

Berita Lainnya
×
tekid