sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat sebut keamanan PLTN tidak mudah

Jika Indonesia mengandalkan teknologi yang tidak reliable akan menghabiskan sumber daya.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Jumat, 11 Mar 2022 12:32 WIB
Pengamat sebut keamanan PLTN tidak mudah

Indonesia memiliki target pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2049. Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut, tidak mudah memastikan keamanan PLTN.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, PLTN memang bisa menjadi sumber energi yang sangat besar dan bebas polusi. Kendati demikian, harga yang harus dibayar untuk bisa memastikan PLTN beroperasi dengan aman tidak mudah.

"Di Fukushima adalah cerminan bahwa yang namanya teknologi PLTN sangat berisiko untuk memastikan dia dapat beroperasi aman," ucapnya dalam webinar, Jumat (11/3).

Fabby menceritakan, ada yang menarik mengenai PLTN ini. Saat Perdana Menteri Jepang berkirim surat ke Komisi Eropa yang sedang membahas mengenai green tax economy, terjadi perdebatan mengenai PLTN.

Di dalam suratnya ditulis, untuk memanfaatkan energi nuklir harus mempertimbangkan kelangsungan generasi yang akan datang.

"Jepang yang menguasai teknologi lima mantan Perdana Menteri bilang seperti itu. Sejak Fukushima mulai melakukan phase out," ucapnya.

Dalam mengejar target net zero emission, banyak kalangan termasuk juga pemerintah dan PLN menyampaikan jika PLTN adalah solusi. Peta jalan yang ada saat ini, kata Fabby, yang digadang-gadang adalah small modular reactor.

"Akhir tahun lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan untuk membentuk tim persiapan PLTN di Indonesia. Yang jadi pertanyaan adalah ini PLTN jadi solutif untuk ke transisi energi terbarukan dan upaya mengurangi perubahan iklim?," tutur Fabby.

Sponsored

Menurutnya, jika kita mengandalkan teknologi yang tidak reliable akan menghabiskan sumber daya. Padahal, bisa dipakai untuk mendorong energi lain yang lebih efektif dalam mengatasi perubahan iklim.

"Kami berharap kita bisa sama-sama mengkaji dari sisi teknologi dan kebijakan negara lain. Apakah PLTN ini solusi dalam mengurangi perubahan iklim," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid