Pengembangan energi terbarukan masih temui banyak kendala

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyebut banyak kendala yang dihadapi dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum METI, Surya Dharma.

Dia mengatakan kendala yang dihadapi dalam mengembangkan energi terbarukan yakni tidak adanya kepastian hukum, proyeknya tidak bankable, butuh waktu lama dalam pengembangannya, tidak ada kepastian harga, hingga tidak memberikan daya tarik investasi.

"Banyak sekali kendala dalam mengembangkan energi terbarukan ini," ucapnya kepada Alinea.id, dikutip Jumat (25/3).

Menurutnya salah satu upaya untuk memberikan kepastian hukum dan usaha adalah dengan menetapkan dan mengaturnya di dalam produk Undang-Undang (UU). Oleh karena itu proses untuk melahirkan UU ET ini sudah cukup lama dibahas.

"Terutama semenjak pengembangan energi terbarukan dirasakan sangat lambat ketika seringnya berubah peraturan yang melandasi pengembangan energi terbarukan," jelasnya.

Saat ini prosesnya sudah mendekati final. Mendekati ujung ketika Badan Legislatif (Baleg) membahasnya untuk draft final.

"Draft ini telah berubah dari draft awal yang sebelumnya diajukan sebagai RUU Energi Terbarukan. Sekarang draftnya berubah kembali menjadi RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET), setelah hampir dua tahun draft itu dinamakan RUU EBT," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jika UU adalah merupakan produk politik. Melalui proses yang panjang dan selalu akan bermuara pada kesepakatan politik terhadap regulasi yang dibutuhkan.

"Dari awal, RUU ini digagas untuk mendorong peningkatan dan percepatan pemanfaatan energi terbarukan," ucapnya.