sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PP Properti yakin kantongi laba bersih Rp 440 miliar

Kenaikan laba bersih ditopang oleh pendapatan usaha yang tumbuh 26% menjadi Rp 2,7 triliun dari 2016 .

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Rabu, 20 Des 2017 18:17 WIB
PP Properti yakin kantongi laba bersih Rp 440 miliar


Industri properti mulai menggeliat setelah sempat lesu dalam beberapa tahun terakir. Perusahaan properti PT PP Properti Tbk (PPRO) optimistis sanggup mengantongi laba bersih Rp 440 miliar atau tumbuh 21% dibandingkan tahun lalu. 

Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan pencapaian itu ditopang oleh perolehan target pendapatan usaha yang sekitar Rp 2,7 triliun atau naik 26% dari 2016 yang sebesar Rp 2,1 triliun. "Sokongan dari aktifitas belanja modal selama 2017 ini mendorong pencapaian target pendapatan usaha," ujar Taufik. 

Perusahaan juga yakin mampu menggenggam pemasaran atau pre sales tahun ini sesuai target sebesar Rp 3 triliun atau tumbuh 21% dibandingkan perolehan tahun 2016. Kontribusi terbesar atas pencapaian pemasaran di 2017 antara lain dari proyek Grand Kamala Lagoon sebesar 24%, Grand Shamaya Surabaya sebesar 18%, Alton Semarang sekitar 11%, Evenciio Depok sekitar 10%, Begawan Malang 9% serta kontribusi dari beberapa proyek realti dan commercial lainnya.

Pencapaian kinerja tersebut juga ditopang oleh sejumlah ground breaking proyek apartemen PPRO sepanjang tahun 2017 ini. Taufik mengatakan lima apartemen di Bekasi, Bandung, Surabaya dan Malang telah diground
breaking Desember ini. “Pemasaran dari proyek-proyek yang ground breaking telah mencapai minimal 60%,”, ujar Taufik.

Sponsored

Tahun depan, perusahaan menargetkan pemasaran tumbuh sebesar 25-30% dengan laba bersih naik sekitar 20-25%. PPRO akan fokus produksi di cadangan lahan atau landbank yang telah dimiliki. 

Anak usaha PT Pembangunan Perumahan (PTPP) itu menganggakan belanja modal sebesar Rp 1,8 triliun tahun depan. "Dana itu diutamakan untuk pembayaran
cicilan landbank yang dibeli tahun sebelumnya. Sedangkan hutang baru, sebagian besar untuk refinancing bukan untuk tambah landbank”, jelas dia.

Berita Lainnya
×
tekid