sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Produksi padi diprediksi turun akibat konversi lahan

Luas lahan sawah Indonesia pada 2012 sejumlah 8,4 juta ha atau berkurang menjadi 7,4 juta ha di 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 21 Jul 2020 13:33 WIB
Produksi padi diprediksi turun akibat konversi lahan

Konversi kepemilikan lahan pertanian dari petani ke bukan petani memiliki risiko penurunan produksi pangan, terutama padi. Selama 19 tahun ini saja tercatat produksi padi di Indonesia tak mengalami perubahan.

Pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa memperkirakan produksi padi akan turun lagi tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

"Persoalan ini juga menyangkut konversi kepemilikan lahan. Di Pulau Jawa saja, selama 10 tahun itu terjadi konversi lahan 508.287 hektare (ha), dalam arti lahan beralih kepemilikan dari petani ke bukan petani," ujar Andreas dalam diskusi CORE, Selasa (21/7).

Menurutnya, konversi ini sangat berisiko. Ketika lahan tersebut jatuh ke tangan bukan petani, Andreas mengatakan, lahan tersebut hanya akan menjadi bahan spekulasi.

Menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), lanjut Andreas, lahan sawah Indonesia pada 2012 sejumlah 8,4 juta ha. Luas lahan sawah tersebut berkurang pada tahun 2019, menjadi 7,4 juta ha.

"Dalam tujuh tahun turun 1 juta ha, sehingga wajar saja presiden risau," tuturnya.

Andreas melanjutkan, presiden juga merencanakan pengembangan lahan gambut seluas 1 juta ha. Namun, berkaca dari pengalaman sebelumnya di Ketapang dan Bulungan, proyek tersebut gagal total. Begitu pula proyek lumbung pangan nasional seluas 1,2 juta ha di Merauke, Papua yang juga gagal.

Gagalnya proyek-proyek food estate tersebut menurut Andreas disebabkan karena pengembangan food estate mengingkari keilmuan. Menurutnya, ada empat hal yang perlu dipenuhi saat akan mengembangkan food estate.

Sponsored

Empat hal, yaitu kelayakan tanah dan agroklimatologi, kelayakan infrastruktur, kelayakan teknologi, serta kelayakan sosial dan ekonomi. Andreas mengamati, seringkali jika keempat hal tersebut salah satunya gagal dipenuhi, maka bisa dipastikan proyek food estate akan gagal.

"Saya khawatir ini akan berulang lagi pada pengembangan food estate kali ini," tuturnya. 

 

Berita Lainnya
×
tekid