sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Setelah IPO, Satria Mega Kencana bidik ekspansi di Bali

Setelah menggelar IPO, PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) siap berekspansi menggarap sektor wisata di Bali dan Jakarta.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 10 Des 2018 23:26 WIB
Setelah IPO, Satria Mega Kencana bidik ekspansi di Bali

Setelah menggelar IPO, PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) siap berekspansi menggarap sektor wisata di Bali dan Jakarta.

Satria Mega Kencana resmi mencatatkan sahamnya hari ini di Bursa Efek Indonesia (BEI). Usai melakukan pencatatan saham perdana melalui initial public offering (IPO), perseroan memiliki rencana melakukan ekspansi. 

"Salah satu tujuan dari IPO tersebut adalah untuk membuka jalur pendanaan yang lebih luas lagi guna melakukan ekspansi," ujar Komisaris Utama SOTS Herman Herry Adranacus di Gedung BEI, Senin (10/12).

Lebih lanjut dia menjelaskan, ekspansi dalam jangka pendek SOTS akan menggelar ekspansi di tiga lokasi sekitar Bali dan Jakarta.

“Tahun 2019 rencananya akan ada pengembangan tiga hotel yakni satu hotel di Seminyak, Bali dan sisanya di Jakarta. Satu hotel baru yang akan kami garap akan berkapasitas kurang lebih 120 kamar," ujar Herman.

Indonesia Timur

Sementara, untuk ekspansi jangka panjang SOTS akan menggarap bisnis hotel dan real estate Kawasan Timur Indonesia. "Ke depan rencana besar kami adalah membangun kawasan pariwisata di Kawasan Timur Indonesia yakni di Labuan Bajo, Ende dan Sumba Timur,” imbuhnya.

Sponsored

Untuk pengembangan di Jakarta dan Bali, pihaknya menyiapkan dana kurang lebih sebesar Rp190 miliar yang pendanaannya didapatkan dari IPO sebesar Rp66 miliar. Sedangkan sisanya, perseroan akan mencari pinjaman bank.

Adapun pada 2020, SOTS akan melakukan ekspansi di Indonesia Timur dengan perkiraan nilai investasi Rp210 miliar sampai Rp250 miliar. Nantinya total kamar yang akan dihadirkan sebanyak 300 kamar.

“Dikawasan Labuan Bajo kami buat kawasan terpadu seluas 30 hektare (ha), untuk Sumba sebesar 150 ha, Ende hanya sekitar 1,5 ha. Adapun total landbank kami 30 ha yang akan dilakukan pengembangan. Tanahnya kami sudah miliki,” jelasnya.

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan per Mei 2018 pendapatan perusahaan properti ini mencapai Rp6,94 miliar atau tumbuh 45,49% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya Rp4,77 miiliar. 

Kendati demikian, SOTS masih mencatatkan rugi bersih di periode ini sebesar Rp10,59 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar rugi Rp1,74 miliar.

Adapun pendapatan terbesar perusahaan masih disumbang dari hotel sebesar Rp6,86 miliar, kemudian disusul oleh pendapatan layanan spa sebesar Rp77,42 juta.

Direktur Utama SOTS Ivo Wongkaren mengatakan, akhir tahun ini secara pembukuan diperkirakan perusahaan masih akan mencetak kerugian, namun di 2019 diharapkan perusahaan sudah bisa mencetak laba. 

“Targetnya di tahun 2019, pendapatan perusahaan bisa tembus Rp10 miliar atau akan tumbuh sekitar 30%,” tegasnya.

Berita Lainnya
×
tekid