close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara/Nyoman Hendra Wibowo
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Bisnis
Sabtu, 22 Agustus 2020 20:52

Survei LIPI: Rumah tangga usaha terdampak Covid-19

Pagebluk membuat rumah tangga, khususnya pekerja, mengalami kesulitan finansial terdalam.
swipe

Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, 87,3% rumah tangga usaha dan 64,8% rumah tangga pekerja mengalami kesulitan keuangan imbas pandemi coronavirus baru (Covid-19).

Riset juga mendapati, bahwa rumah tangga pekerja yang mengalami kesulitan finansial lebih berat dalam membiayai kebutuhan konsumsi pangan dibandingkan rumah tangga usaha. Persentasenya, rumah tangga pekerja 52,9% dan rumah tangga usaha 37,8%.

"Goncangan kesehatan dan kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) menggeser pola konsumsi makanan siap saji bagi seluruh rumah tangga, di mana penurunan pengeluaran makanan siap saji diikuti peningkatan belanja bahan makanan,” papar Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho. 

Berikutnya, sebesar 19,4% rumah tangga mengaku pernah mendapat paket bantuan sosial (bansos), umumnya berupa sembako. Sebagian besar merupakan kelompok rumah tangga usaha (56,36%), sisanya rumah tangga pekerja dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta. 

Agus melanjutkan, bansos tidak secara langsung memengaruhi ekspektasi masa depan rumah tangga. Mereka, rumah tangga yang penghasilannya menurun, berharap setidaknya dapat bekerja normal dalam enam bulan ke depan.

"Rumah tangga usaha dengan tingkat pendapatan tetap dan meningkat merasa lebih yakin untuk bekerja dibandingkan rumah tangga pekerja dan berbagai kelompok perubahan pendapatan masih enggan untuk melakukan aktivitas konsumsi tersier," paparnya.

Survei ini digelar secara daring dengan melibatkan 2.258 rumah tangga di 32 provinsi, 10-31 Juli 2020. Sebanyak 1.548 responden di antaranya memenuhi syarat untuk dianalisis sebagai sampel, di mana 79,7% berstatus rumah tangga pekerja dan 20,3% rumah tangga usaha.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti, menjelaskan, studi tersebut bagian dari kontribusi pengetahuan sebagai upaya menjadi dasar perubahan kebijakan.

"Ini adalah kali yang kedua untuk penelitian bidang ekonomi setelah sebelumnya terkait survei usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," sambungnya, melansir situs web LIPI.

Dirinya menerangkan, rumah tangga menjadi inti kekuatan ketahanan ekonomi bangsa. Pangkalnya, negara dianggap memiliki daya tahan tinggi saat rumah tangga bisa bertahan. Sehingga, eksistensinya tak bisa diabaikan.

Agus menambahkan, terdapat perbedaan signifikan antara rumah tangga pekerja dan rumah tangga usaha dalam dalam mengelola ekonominya. Ini tampak dari pengelolaan pola konsumsi, pendapatan, dan protokol kesehatan.

Rekomendasi LIPI
Berdasarkan hasil survei, LIPI mengusulkan enam hal kepada pemerintah. Pertama, memfasilitasi rumah tangga yang memiliki pendapatan tetap dan stabil untuk memiliki keinginan konsumsi, seperti dukungan cicilan 0% untuk belanja.

Kedua, mememperhatikan skema keuangan negara yang lebih fleksibel. Ketiga, mendorong aktivitas masyarakat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Selanjutnya, menghindari bias informasi yang mengakibatkan pesimisme untuk melakukan aktivitas ekonomi. Kelima, memperkuat solidaritas sosial bersama masyarakat. Terakhir, perlu variasi dan fleksibilitas peningkatan pendapatan rumah tangga usaha.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan