sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

The Fed bikin rupiah perkasa dan IHSG mengangkasa

Pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) membuat rupiah perkasa di level Rp14.339 per dollar AS.

Cantika Adinda Putri Noveria Sukirno
Cantika Adinda Putri Noveria | Sukirno Kamis, 29 Nov 2018 18:37 WIB
The Fed bikin rupiah perkasa dan IHSG mengangkasa

Pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) membuat rupiah perkasa di level Rp14.339 per dollar AS.

Pada perdagangan Kamis (29/11), nilai tukar rupiah menguat 1,01% sebesar 146,5 poin ke level Rp14.382 per dollar AS. Sepanjang hari, rupiah di pasar spot dikutip dari Bloomberg bergerak pada rentang Rp14.339-Rp14.465 per dollar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah megatakan penguatan rupiah dipicu oleh pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell. The Fed memperlunak stance kebijakan yang dipandang sudah berada sedikit di bawah kisaran suku bunga 'netral'.

Dia memperkirakan kurs rupiah masih akan terus mengalami penguatan. Menurut dia, pernyataan Powell tersebut semakin memperkuat atau meyakinkan pasar bahwa tren kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sudah mendekati akhir. 

"Setelah kenaikan di bulan Desember nanti, pasar memperkirakan hanya ada satu kali kenaikan di tahun 2019. Pasar juga optimistis dengan semakin terbukanya kesepakatan dagang antara AS dan China, yang akan di negosiasikan di antara kedua pimpinan AS dan China pada pertemuan G-20," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Alinea.id, Kamis (29/11). 

Menurut dia, dua faktor global ditengarai menekan kurs rupiah pada periode April-September 2018. Kedua faktor itu adalah ekspetasi kenaikkan suku bunga The Fed dan tensi perang dagang AS dengan China yang terus memanas.

Positifnya, kata dia, saat ini kondisi pasar global sudah lebih kondusif. Sehingga, diproyeksi semakin tercipta stabilitas nilai tukar rupiah yang cenderung mengarah pada apresiasi mata uang Garuda.

"Faktor positif lainnya, terus merosotnya harga minyak mentah dunia, yang sudah menyentuh US$50 per barel. (Hal itu) dapat mengurangi tekanan pada defisit neraca perdagangan minyak dan gas Indonesia ke depan," tuturnya. 

Sponsored

Dia menjelaskan, BI mencermati dampak dari dinamika global tersebut terhadap penguatan rupiah. Bank sentral juga melihat ruang yang masih besar bagi penguatan lebih lanjut. 

Alasannya, lantaran rupiah sempat melemah cukup tajam selama 2018. Sehingga, dia menilai penguatan saat ini masih terbilang cukup wajar. 

"Penguatan rupiah ini juga  menunjukkan kepercayaan investor global terhadap perekonomian Indonesia yang semakin kuat, karena respons kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dan prudent dalam merespons tantangan global dan domestik, termasuk dalam mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan," kata dia.

Untuk diketahui, arus modal global ke pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) selama November 2018 telah mencapai Rp31,8 triliun. Arus modal sejak awal tahun 2018 (year-to-date/ytd) telah mencapai Rp63 triliun.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup menguat sebesar 1,93% seiring aksi beli investor asing. (BEI).

IHSG melejit

Dari pasar modal, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup menguat sebesar 1,93% seiring aksi beli investor asing.

IHSG BEI ditutup menguat sebesar 115,92 poin atau 1,93% menjadi 6.107,16. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 23,49 poin atau 2,46% menjadi 977,66.

Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan investor asing yang kembali masuk ke pasar saham menjadi salah satu faktor penopang bagi IHSG.

"IHSG kembali naik di tengah aliran dana asing yang kembali masuk. Apalagi, terdapat juga dukungan dari fundamental perekonomian nasional yang masih stabil," katanya.

Menurut dia, fundamental ekonomi Indonesia yang kondusif menjaga tingkat kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik.

Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan beli bersih atau foreign net buy sebesar Rp690,90 miliar pada perdagangan hari ini.

Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham pada Kamis, sebanyak 516.724 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,67 miliar lembar saham senilai Rp13,22 triliun. Sebanyak 256 saham naik, 139 saham menurun, dan 129 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei menguat 85,58 poin (0,39%) ke 22.262,60, indeks Hang Seng melemah 231,53 poin (0,87%) ke 26.451,02, dan indeks Strait Times menguat 14,96 poin (0,48%) ke posisi 3.109,44.

Sumber : Antara

Berita Lainnya
×
tekid