sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Turunkan SBDK, Bank Mandiri optimistis kredit tumbuh tahun ini

Dengan penurunan SBDK, perseroan memperkirakan net interest margin (NIM) perseroan pada 2021 akan berada di kisaran 4,6% hingga 4,8%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 16 Mar 2021 08:01 WIB
Turunkan SBDK, Bank Mandiri optimistis kredit tumbuh tahun ini

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyampaikan, perseroan menargetkan penyaluran kredit tumbuh di mid-single digit pada 2021

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan, perseroan akan fokus menyalurkan kredit pada sektor-sektor yang telah mulai pulih dari dampak Covid-19.

"Seperti di industri makanan dan minuman, industri barang kebutuhan sehari-hari, telekomunikasi, perkebunan, pertanian, dan perdagangan," kata Darmawan, Senin (15/3).

Dia juga memperkirakan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan pada 2021 akan berada di kisaran 4,6% hingga 4,8% pada tahun ini.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menyatakan, kredit perseroan mulai menunjukkan pertumbuhan pada Februari dibandingkan dengan Januari. Kredit Bank Mandiri tercatat naik Rp11 triliun pada bulan lalu.

"Kami punya keyakinan, posisi ini akan kami lanjutkan dan target-target kami bisa tercapai di akhir tahun," ujar Sigit.

Keyakinan perseroan ini lantaran adanya penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) yang dilakukan perseroan awal bulan ini. Bank berlogo pita emas ini tercatat menurunkan SBDK untuk seluruh segmen dengan kisaran 25 basis poin (bps) hingga 250 bps.

Perinciannya, SBDK untuk segmen korporasi menjadi 8%, segmen ritel menjadi 8,25%, dan segmen mikro menjadi 11,25%. Sedangkan SBDK segmen konsumer untuk KPR turun menjadi 7,25% dan konsumer non-KPR menjadi 8,75%.

Sponsored

Sigit melanjutkan, penurunan SBDK ini akan berdampak positif bagi perseroan karena bakal mendorong gairah debitur untuk mendapatkan kredit murah. Dia juga meyakini, pertumbuhan kredit baru di semester I-2021 akan naik.

"Setelah adanya vaksinasi, kami harap di kuartal III-2021 atau semester II-2021 pertumbuhan kredit akan lebih cepat lagi," ucapnya.

Di sisi lain, Sigit menuturkan, Bank Mandiri menyadari penurunan SBDK ini berpotensi menurunkan pendapatan perseroan. Namun, menurutnya hal tersebut bisa tertutupi dengan peningkatan kredit yang lebih kencang.  

"Kami punya potensi besar menekan biaya dana atau cost of fund. Kami juga yakin NIM kami akan terus tumbuh," tutur dia.

Berita Lainnya
×
tekid