sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Unicorn Bukalapak lebarkan sayap hingga pasar Asia

Unicorn market place lokal Bukalapak berekspansi ke pasar regional Asia dengan menggandeng World Logistic Council (WLC).

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 25 Jul 2019 23:41 WIB
Unicorn Bukalapak lebarkan sayap hingga pasar Asia

Unicorn market place lokal Bukalapak berekspansi ke pasar regional Asia dengan menggandeng World Logistic Council (WLC).

BukaLapak menandatangani kerja sama dengan World Logistic Council (WLC) untuk mendorong perkembangan layanan BukaGlobal yang dirilis pertengahan Mei lalu. 

Layanan BukaGlobal ini telah diluncurkan di lima negara Asia yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia. 

Associate Vice President of Public Policy and Government Relations Bukalapak, Bima Laga mengatakan dengan dengan bergabungnya BukaLapak di WLC akan ada langkah konkret yang diciptakan bagi pada pengusaha kecil menengah di Indonesia ke pasar internasional.

"Karena ini adalah pembicaraan awal dan seremoni penandatanganan ini menjadi suatu bentuk dimulainya BukaGlobal. Kita sudah membicarakan sebelumnya dalam bentuk apa, tapi setelah signing ceremony ini, setelah itu baru kita bentuk konkret," kata Bima di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (25/7).

Selanjutnya, kata Bima, WLC dan BukaGlobal, akan menyamakan sistem untuk logistik. Nantinya, BukaGlobal dan WLC akan mengintegrasikan kedua platform mereka. 

Bima melanjutkan, untuk platform BukaGlobal sendiri saat ini transaksi hariannya terus meningkat. Namun, Bima belum bisa memberikan berapa angka pasti transaksi harian di BukaGlobal.

"Sekarang ini tujuan produk ekspor UKM paling banyak ke Singapura dan Malaysia. Untuk tiga negara lainnya akan terus kita kembangkan," ujar Bima.

Sponsored

Unicorn market place lokal Bukalapak berekspansi ke pasar regional Asia dengan menggandeng World Logistic Council (WLC). Alinea.id/Annisa Saumi

Chairman World Logistics Council Captain Salloum mengatakan platform ekonomi digital ini akan diimplementasikan melalui program Asia Benchmark Trade Lane (BTL) selama periode 12 bulan dimulai pada 2020. BTL ini akan melalui jalur perdagangan tertentu yang menghubungkan pelaku Bussiness to Bussiness (B2B) Indonesia di dalam negeri dan dengan mitra dagang mereka secara global.

"Platform ekonomi digital ini memberikan ribuan aplikasi bisnis gratis yang mendigitalisasi value chain global dari pasar B2B sebesar US$150 triliun melalui penggunaan Artificial Intelligence, Analisis Big Data, dan teknologi Block Chain," kata Salloum.

BTL akan mencakup pembeli, penjual, operator, bea cukai, bank atau asuransi, penyedia layanan perdagangan dan logistik, yaitu setiap orang yang berpartisipasi dalam proses pengiriman dan fasilitasi perdagangan dari rak ke rak.

Lebih lanjut, Salloum mengatakan platform ekonomi digital ini bertujuan untuk meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) dunia sebesar 17%, menciptakan lebih dari 300 juta lapangan pekerjaan secara global dan menghasilkan industri perdagangan, keuangan, dan asuransi baru senilai US$5,5 triliun pada tahun 2030. 

Hal ini, kata Salloum, dapat tercapai dengan menyeimbangkan kembali ekonomi dunia dengan penekanan pada risiko melakukan bisnis antara negara-negara berpenghasilan tinggi, menengah dan rendah melalui efisiensi dan transparansi yang lebih besar bagi semua.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Lari pagi. @bukarunners

A post shared by Achmad Zaky (@achmadzaky) on

Berita Lainnya
×
tekid