sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Utang luar negeri Indonesia turun jadi US$397 miliar, BI: ULN Indonesia tetap sehat

Meski ULN Indonesia terpantau menurun, Junarto mengungkapkan struktur ULN Indonesia tetap sehat.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Senin, 17 Okt 2022 14:18 WIB
Utang luar negeri Indonesia turun jadi US$397 miliar, BI: ULN Indonesia tetap sehat

Bank Indonesia (BI) menyebutkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia di Agustus 2022 kembali menurun. Penurunan ini terjadi dari ULN Indonesia per Juli 2022 sebesar US$400,2 miliar dan pada Agustus 2022 menjadi US$397, 4 miliar.

Secara tahunan, posisi ULN Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5% year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan Juli 2022.

“Terjadinya penurunan ini didorong oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan swasta,” kata Direktur Departemen Komunikasi Junanto Herdiawan dalam keterangannya, Senin (17/10).

BI mencatatkan, ULN pemerintah di bulan Agustus 2022 sebesar US$184,9 miliar, dan ini lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya US$185,6. Jika ditinjau secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi sebesar 10,9% year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi di Juli 2022 sebesar 9,9% (yoy).

Penurunan ULN pemerintah terjadi akibat adanya penurunan pinjaman yang sejalan dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas.

“Sementara itu, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) secara neto mengalami kenaikan posisi seiring dengan peningkatan inflow pada SBN domestik yang mencerminkan kepercayaan investor asing yang tetap terjaga di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” jelas Junanto.

Ada pun dukungan ULN pemerintah dalam memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain, mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan proporsi 24,5% dari total ULN pemerintah, sektor jasa pendidikan sebesar 16,6%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,2%, sektor konstruksi sebanyak 14,2%, dan sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,7%.

“Untuk posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” lanjutnya.

Sponsored

Lebih lanjut, untuk sisi ULN swasta yang menurun, pada Agustus mengalami penurunan menjadi US$204,1 miliar setelah sebelumnya di bulan Juli ada di posisi US$206,1 miliar. Penurunan ini secara tahunan terkontraksi 2,0% (yoy) dan lebih dalam dibanding penurunan di bulan Juli sebesar 1,2% (yoy).

Penurunan ULN swasta terjadi karena adanya kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (non financial corporations) yang masing-masing menurun sebesar 3,6% (yoy) dan 1,6% (yoy). Ini terjadi pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya.

Berdasarkan sektornya, Junanto menjelaskan ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 77,5% dari total ULN swasta. Secara keseluruhan ULN swasta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,1% terhadap total ULN swasta.

Meski ULN Indonesia terpantau menurun, Junarto mengungkapkan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,4% menurun dibanding rasio bulan sebelumnya sebesar 30,7%. ULN Indonesia juga didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN. 

Berita Lainnya
×
tekid