sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Arab Saudi sebut tidak akan mundur dari Yaman

Sumber keamanan Yaman mengatakan, militer Saudi telah ditarik dari pangkalan militer di distrik Burayqah di kota pelabuhan selatan Aden.

Elmo Julianto
Elmo Julianto Kamis, 11 Nov 2021 12:07 WIB
Arab Saudi sebut tidak akan mundur dari Yaman

Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengatakan pada Rabu (10/11), pasukannya tidak akan mundur dan bahkan mengerahkan kembali sesuai dengan strateginya untuk mendukung pasukan Yaman.

Sumber keamanan Yaman mengatakan, militer Saudi telah ditarik dari pangkalan militer utama di distrik Burayqah di kota pelabuhan selatan Aden, dan memindahkan pasukan, perangkat keras dan artileri berat.

Beberapa pasukan dan peralatan dimuat pada kapal perang di pelabuhan Aden, sementara yang lain terbang keluar dari bandara kota. Konvoi panjang militer kerajaan terlihat pada Selasa (9/11) dari pangkalan militer Burayqah menuju pelabuhan Aden.

Juru bicara koalisi pimpinan Saudi, Jenderal Turki al-Malki mengatakan laporan yang beredar tentang penarikan militer Saudi dari Yaman selatan "tidak berdasar”.

"Pergerakan dan penempatan kembali pasukan berdasarkan penilaian operasional dan taktis, adalah operasi standar di semua pasukan militer di seluruh dunia," kata Jenderal Malki.

Penarikan baru pasukan Saudi mengikuti diplomasi intens dari Amerika Serikat dan PBB untuk mengakhiri konflik tujuh tahun yang telah menewaskan puluhan ribu dan menempatkan jutaan orang dalam risiko kelaparan.

Utusan AS untuk Yaman, Timothy Lenderking, mengunjungi Riyadh minggu ini ketika Washington menekan Arab Saudi untuk mencabut blokade di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Houthi, itu merupakan sebuah syarat dari kelompok yang berpihak pada Iran untuk memulai pembicaraan gencatan senjata.

Namun Riyadh menginginkan AS untuk membantu kerajaan memperkuat sistem pertahanannya setelah serangan Houthi di wilayahnya dengan drone dan rudal balistik. 

Sponsored

Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan senjata besar pertamanya ke Arab Saudi di bawah Presiden AS, Joe Biden dengan penjualan 280 rudal senilai hingga US$650 juta, kata Pentagon pekan lalu. 

Rabu malam, ledakan besar terdengar di ibu kota Sanaa menyusul serangan udara oleh pesawat tempur koalisi. Ini mengikuti beberapa rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi di wilayah selatan Saudi dan provinsi Yaman Marib dan Taiz, kata juru bicara militer Houthi.

Duta besar dari lima anggota tetap Dewan Keamanan juga mengadakan pertemuan dengan duta besar Saudi untuk Yaman, Mohammed Al-Jaber, di mana mereka menekankan perlunya deeskalasi, termasuk segera mengakhiri permusuhan di wilayah Marib.

"Semua pihak Yaman harus terlibat dalam dialog untuk mencapai solusi politik yang komprehensif guna mengakhiri krisis di Yaman dan meringankan penderitaan kemanusiaan rakyatnya," sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Mohammed Al-Jaber setelah pertemuan.

Berita Lainnya
×
tekid