sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

CEO Xiaomi desak industri smartphone China kembali beroperasi

Xiaomi berharap pendapatan tahun ini menyentuh US$28,65 miliar, naik dari US$25,05 miliar pada tahun sebelumnya.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 13 Feb 2020 16:57 WIB
CEO Xiaomi desak industri smartphone China kembali beroperasi

CEO Xiaomi Lei Jun mendesak industri ponsel pintar China untuk kembali bekerja sesegera mungkin. Pernyataan itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa wabah coronavirus jenis baru terus mengganggu aktivitas ekonomi di seluruh negeri.

Lei mengutarakan komentar tersebut dalam acara peluncuran produk Xiaomi terbaru, Mi 10 dan Mi 10 Pro, yang disiarkan melalui live stream pada Kamis (13/2). Dia menekankan bahwa masyarakat tidak boleh dikalahkan oleh epidemi coronavirus.

"Dengan perlindungan yang memadai, kita harus melanjutkan produksi, penelitian dan pengembangan, serta kembali bekerja sesegera mungkin," ujar dia.

Saat membuka acara, Lei, yang berasal dari Provinsi Hubei tempat virus tersebut pertama terdeteksi, mengenakan masker untuk menunjukkan dukungan bagi upaya memerangi wabah coronavirus.

"Saya dari Hubei dan menghabiskan empat tahun masa kuliah di Kota Wuhan, jadi simpati saya terhadap Wuhan cukup dalam," kata Lei dalam sambutannya.

Lei mengatakan bahwa Wuhan adalah kota yang indah. Dia meyakini, warga kota itu yang berani dan optimistis dapat menang melawan coronavirus.

Pada Desember 2019, Xiaomi membuka kantor pusat kedua di Wuhan, yang saat ini memiliki sekitar 2.000 karyawan.

Pabrik-pabrik di sebagian besar China, termasuk yang bergerak di industri ponsel pintar, telah menangguhkan aktivitas produksi selagi pemerintah Tiongkok berupaya memerangi penyebaran wabah coronavirus jenis baru atau yang secara resmi disebut Covid-19.

Sponsored

Pemerintah Provinsi Hubei pada Kamis mengumumkan akan memperpanjang libur dan meminta semua perusahaan untuk tidak beraktivitas kembali hingga 21 Februari.

Sejumlah analis memperkirakan bahwa wabah coronavirus akan menyebabkan penurunan pengiriman ponsel pintar di China sekitar 40% pada kuartal pertama 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini akan terjadi karena adanya gangguan pada rantai pasokan dan turunnya kepercayaan konsumen.

Xiaomi dan sejumlah saingannya di dalam negeri seperti Huawei, Oppo, dan Vivo, telah berharap untuk meningkatkan angka penjualan pada 2020 dengan merilis lebih banyak ponsel 5G yang kompatibel dengan infrastruktur telekomunikasi China. Pada Kamis, Xiaomi menyatakan harapannya agar pendapatan tahun ini menyentuh US$28,65 miliar, naik dari US$25,05 miliar pada tahun sebelumnya. (Reuters dan CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid