sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kekerasan fisik warnai penyelidikan korupsi di Saudi

Media New York Times melaporkan penyiksaan dan penangkapan puluhan elit pejabat dan keluarga kerajaan Saudi berdalih pemberantasan korupsi.

Dika Hendra
Dika Hendra Rabu, 14 Mar 2018 16:10 WIB
Kekerasan fisik warnai penyelidikan korupsi di Saudi

Sedikitnya 17 tahanan Saudi dari latar keluarga kerajaan, pangeran, dan pejabat mengalami penyiksaan fisik selama pemeriksaan kasus korupsi. Dari November silam, mereka ditahan karena enggan menyerahkan kekayaan hasil korupsinya.

The New York Times mengungkap hal tersebut dalam laporan investigasi yang melibatkan wawancara dengan tahanan, kolega, dan pejabat Saudi yang membantah tuduhan penyiksaan.

"Beberapa keluarga mantan tahanan mengatakan, para tersangka diinterograsi dengan kepala tertutup. Mereka diminta untuk menandatangani penyerahan aset dengan jumlah yang sangat besar," demikian laporan New York Times.

Akibat interogasi yang disertai kekerasan, 17 tahanan dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka di bagian tubuh tertentu. Bahkan satu jenderal Saudi yang turut dalam tahanan itu ditemukan meninggal saat mendekam di sel.

"Satu orang yang melihat jenazah Mayor Jenderal Ali al-Qahtani dengan luka di bagian leher. Tubuhnya juga memiliki bekas luka," kata sumber rahasia. Sang jenderal diduga disiksa dengan alat kejut listrik. Al-Qahtani merupakan penasihat salah satu anak mendiang Raja Abdullah.

Merespons ini, seorang pejabat Kedutaan Besar Saudi di Washington, mengungkapkan semua tuduhan tersebut tidak benar. "Semua tuduhan penyiksaan itu tidak benar," kata pejabat itu. Dia menambahkan tersangka korupsi memiliki akses penuh terhadap pengacara dan bantuan medis.

Konflik keluarga

Pada awal November 2017, pemerintahan Saudi membentuk program pemberantasan korupsi yang dipimpin Putra Mahkota Mohammer bin Salman. Sedikitnya 380 orang ditangkap dan 65 di antaranya ditahan di hotel mewah Ritz Carlton, Riyadh. Kemudian, Pangeran Mitaab bin Abeullah yang merupakan kepala Garda Nasional juga ditangkap.

Beberapa tahanan dibebaskan setelah beberapa bulan. Saudi mengumumkan kalau mereka berhasil menyita miliaran dolar dalam berbagai bentuk aset yang dianggap sebagai uang korupsi.

Para pejabat Saudi mengatakan pemberantasan korupsi itu bertujuan untuk menegakkan hukum dan membela kepentingan publik. Pemberantasan korupsi ini diinisiasi sebagai program reformasi pemerintahan.

Mengutip sumber keluarga Raja Abdullah, New York Times melaporkan penyiksaan dan penangkapan atas dalih pemberantasan korupsi. Menurut media kenamaan AS itu, penahanan ini merupakan bentuk ketegangan dan konflik keluarga. Pangeran Mohammer ingin menekan anak-anak Raja Abdullah yang meninggal pada 2015 untuk memberikan miliaran dolar yang dianggap legasinya.

Menurut mantan tahanan korupsi, masih banyak di antara mereka yang diminta mengenakan pelacak di lutut mereka. "Meskipun mereka di rumah, mereka tidak yakin mereka sebenarnya," kata keluarga tahanan.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid