Seorang pekerja konstruksi Olimpiade Tokyo 2020 yang berusia 50 tahun meninggal pada Kamis (8/8), setelah ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri saat tengah bekerja memasang kabel di luar Tokyo Big Sight.
Saat ini Tokyo Big Sight tengah direnovasi untuk kemudian menjadi pusat media selama Olimpiade Tokyo 2020.
"Penyebab kematiannya masih belum diketahui," ujar juru bicara panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Masa Takaya.
Polisi, yang dikutip NHK, mengatakan bahwa kematian pria itu kemungkinan disebabkan oleh suhu panas. Pada Kamis, suhu di Tokyo mencapai 35,5 derajat Celsius.
Suhu di Tokyo berada di atas 31 derajat Celsius sejak 24 Juli, tepat satu tahun sebelum Olimpiade dijadwalkan dibuka. Suhu meningkat pada Agustus dengan rata-rata suhu harian tertinggi 34,8 derajat Celsius.
Setidaknya 57 orang dilaporkan meninggal pada rentang 29 Juli-4 Agustus di Jepang akibat gelombang panas dan 18.347 lainnya mendapat perawatan di rumah sakit. Menurut NHK, sekitar 45 orang di antaranya meninggal di Tokyo sejak 1 Agustus, banyak dari mereka adalah lansia yang hidup seorang diri.
Sebagian besar Olimpiade Musim Panas sebelumnya diadakan selama Musim Panas di belahan Bumi utara, tetapi ketika Tokyo menjadi tuan rumah pada 1964, jadwal penyelenggarannya digeser ke Oktober untuk menghindari suhu panas. Olimpiade Musim Panas Meksiko 1968 juga mengalami pergeseran jadwal karena alasan cuaca.
Namun, saat ini pergeseran semacam itu disebut tidak lagi dimungkinkan mengingat jadwal siaran dan penyelenggaran pertandingan lainnya, termasuk musim sepak bola Amerika Serikat dan Eropa.
Penyelenggara Olimpiade dilaporkan mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi gelombang panas, termasuk mendirikan tempat istirahat yang teduh, tenda di pemeriksaan keamanan, mist sprays dan ice packs.
Maraton putra dan putri, yang masing-masing akan diselenggarakan pada 9 dan 2 Agustus, telah digeser jadwal mulainya ke pukul 06.00 sebagai tindakan pencegahan tambahan.
Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung pada 24 Juli hingga 9 Agustus.