sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Terapkan lockdown, PM Belanda: Kita harus menelan kenyataan pahit

Belanda memberlakukan lockdown selama lima minggu ke depan.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 15 Des 2020 15:35 WIB
Terapkan lockdown, PM Belanda: Kita harus menelan kenyataan pahit

Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, Senin (14/12), memberlakukan lockdown atau karantina wilayah selama lima minggu ke depan. Kebijakan tersebut diterapkan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, terutama menjelang Natal.

PM Rutte mengatakan, sekolah, toko nonesensial, museum, dan pusat kebugaran akan ditutup hingga 19 Januari.

"Kita harus menelan kenyataan pahit ini sebelum segalanya menjadi lebih baik," kata Rutte dalam pidato yang disiarkan televisi.

Saat Rutte berbicara dari kantornya di Den Haag, tiba-tiba saja terdengar tiupan peluit para pengunjuk rasa dari luar gedung tersebut.

"Kenyataannya adalah bahwa pandemik ini bukan flu biasa seperti yang dipikirkan sebagian orang, seperti para demonstran di luar," lanjut PM Rutte.

"Namun, virus ini sangat mematikan," imbuhnya.

Mulai Selasa (15/12), semua toko nonesensial akan tutup hingga 19 Januari bersama dengan bisnis seperti salon rambut, museum, dan teater.

Pun seluruh sekolah dan universitas harus beralih ke pembelajaran jarak jauh sejak Rabu (16/12. Pusat penitipan anak akan ditutup untuk semua kecuali anak-anak dari pekerja kunci di pemerintahan.

Sponsored

Pemerintah juga mendesak warga menerima maksimal dua tamu yang berusia di atas 13 tahun per hari, tetapi sedikit melonggarkan aturan untuk 24-26 Desember, dengan mengatakan tiga orang dapat berkunjung pada hari-hari itu.

"Kami menyadari sebagai kabinet betapa intens dan drastis tindakan yang kami ambil hari ini," ujar Rutte.

"Terutama menjelang Natal," lanjutnya.

Ketika berita mengenai lockdown yang diperketat bocor sebelum pidato Rutte, banyak orang yang mengambil kesempatan terakhir mereka untuk melakukan belanja Natal.

Antrean panjang terlihat pada Senin sore di sejumlah toko, museum, dan bahkan kedai kopi yang menjual ganja.

"Ini sangat konyol," kata Bart van der Wal di kedai kopi Tweede Kamer di gang sempit dekat kanal Amsterdam yang terkenal.

"Semua orang mengira kedai kopi akan tutup besok," sambungnya.

Bar dan restoran telah tutup sejak pertengahan Oktober, meskipun sebagian besar restoran, kafe, dan kedai kopi menawarkan layanan takeout.

Lockdown parsial pada awalnya memperlambat tingkat infeksi yang tinggi, tetapi angka itu telah kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir.

"Ini serius. Ini sangat serius," kata Menteri Kesehatan Hugo de Jonge pada Senin menjelang pertemuan kabinet untuk membahas tindakan untuk mengendalikan penyebaran virus.

"Kami melihat jumlah infeksi meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir, kami melihat bahwa penerimaan rumah sakit meningkat lagi, tekanan pada sektor perawatan kesehatan tetap tinggi," bebernya.

Pidato Rutte pada Senin malam datang sehari setelah negara tetangga Jerman mengumumkan pembatasan sosial serupa dalam upaya untuk mengurangi tingkat infeksi yang sangat tinggi.

Sebelumnya, pada Senin pagi, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan bahwa London dan daerah sekitarnya akan ditempatkan di bawah pembatasan sosial tingkat tertinggi mulai Rabu dalam upaya memperlambat laju infeksi yang meningkat tajam.

Sekitar 10.000 orang di Belanda dipastikan meninggal karena Covid-19 sejak dimulainya pandemik. Rutte sebelumnya telah menyatakan bahwa vaksinasi di Belanda akan dimulai pada 2021. (Associated Press)

Berita Lainnya
×
tekid