sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tidak mudah mendeportasi Zakir Naik dari Malaysia

India sejak setahun lalu telah meminta Malaysia untuk mengekstradisi Zakir.

Mona Tobing
Mona Tobing Jumat, 13 Jul 2018 14:23 WIB
Tidak mudah mendeportasi Zakir Naik dari Malaysia

Pemerintah India terus mengupayakan agar penceramah muslim internasional Zakir Abdul Naik bisa pulang ke India untuk diadili. Pemerintah India terus melobi Pemerintah Malaysia untuk dapat mendeportasi pengkhotbah Muslim yang kontroversial tersebut.

Menteri Komunikasi dan Multimedia India Gobind Singh Deo menyebut setiap tindakan Zakir yang melanggar aturan mulai dari: tuduhan pencucian uang, terorisme, pernyataan kebencian dan rasial harus diadili sesuai dengan aturan hukum negara. Kasus yang menimpa Zakir harus diselesaikan. 

India sejak setahun lalu telah meminta Malaysia untuk mengekstradisi Zakir, setelah menundingnya menghasut anak-anak muda melakukan kegiatan teror dalam pidatonya.  

"Dalam pertemuan kabinet kemarin, memulangkan dan mengadili Zakir kembali dimunculkan. Kami meminta agar Zakir dikembalikan ke India, ia harus patuh atas aturan" kata Deo. 

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad menyatakan kalau Zakir tidak akan diserahkan kepada pihak berwenang India. Hal ini menanggapi permintaan ekstradisi India pada Zakir, PM Mahathir mengatakan kalau Zakir telah diberikan status penduduk permanen Malaysia.

Makanya, Malaysia tidak akan menyerah dengan mudah terhadap tuntutan Pemerintah India. PM Mahathir juga menyebut bahwa negaranya menghindari seseorang yang bermukim di negaranya menjadi korban.

Toh kata Mahathir, Zakir selama ini tidak menciptakan masalah apa pun di negari jiran tersebut.

"Tidak mudah untuk mengikuti tuntutan dari orang lain (India). Sebab ada sudut pandang berbeda dari kami, jika tidak teliti maka akan ada korban," kata Mahathir. 

Sponsored

Atas kebaikan hati Malaysia, penceramah berusia 52 tahun ini berterima kasih kepada pemerintah Malaysia yang mengizinkannya tetap di Malaysia. Sekalipun negaranya terus melobi Malaysia untuk mengekstradisinya. 

Zakir mengaku nyaman bermukim di Malaysia karena negara tersebut dinilai lebih adil dan harmonis. Bahkan, Zakir menyebut Malaysia adalah negara yang berhasil dalam menjaga keragaman multiras. 

Zakir yang pernah berkunjung ke Indonesia ini meninggalkan India sejak tahun 2016. Ia pun mulai menetap di Malaysia dan diizinkan untuk tinggal di negara tersebut asal tidak menciptakan masalah. 

Meski telah mendapat penolakan dari PM Mahathir, namun Pemerintah India optimistis dapat memulangkan Zakir. Juru Bicara Kementerian Urusan Eksternal (MEA) Raveesh Kumar mengatakan terakhir kali permintaan formal untuk ekstradisi dilakukan pada bulan Januari tahun ini.

Pada tahap tersebut, Kumar mengklaim permintaan ekstradisi sedang dipertimbangkan oleh otoritas Malaysia. 

Nama Zakir Naik pertama kali muncul sebagai terdakwa dalam penyelidikan terhadap serangan Gulshan di Bangladesh pada Juli 2016, dimana 29 orang tewas oleh lima teroris bersenjata. Laporan kemudian mengatakan setidaknya dua penyerang yang terlibat dalam tindakan itu terinspirasi oleh khotbah Zakir tentang Islam.

 

Sumber: New Stratis Times, India Today, The Kashmirmonitor

Berita Lainnya
×
tekid