sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Warga Ukraina tolak kedatangan 72 orang dari China

Rombongan akhirnya dapat mencapai lokasi karantina setelah berjam-jam tertahan akibat bentrokan dengan pemrotes.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 21 Feb 2020 17:42 WIB
Warga Ukraina tolak kedatangan 72 orang dari China

Upaya Ukraina untuk mengarantina lebih dari 70 orang yang dievakuasi dari China akibat coronavirus jenis baru diwarnai penolakan pada Kamis (20/2). Warga setempat melemparkan batu ke bus-bus yang mengangkut mereka.

Para pengunjuk rasa turut terlibat bentrokan keras dengan polisi.

Rombongan akhirnya dapat mencapai lokasi karantina setelah berjam-jam tertahan akibat bentrokan.

Sejak pagi hari, ratusan penduduk Desa Novi Sanzhary di wilayah Poltava telah memblokade jalan menuju sanitarium. Mereka khawatir dapat tertular coronavirus jenis baru.

Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa mereka yang dievakuasi telah melalui proses screening dua kali sebelum diizinkan terbang.

"Apakah tidak ada tempat lain di Ukraina yang dapat menampung 50 orang, yang berlokasi desa-desa lebih terpencil atau di daerah-daerah yang jauh di mana tidak ada ancaman terhadap warga," ujar seorang warga bernama Yuriy Dzyubenko. 

Salah seorang pemrotes bahkan mengatakan bahwa mereka yang dievakuasi seharusnya ditempatkan di Chernobyl, lokasi bencana nuklir terburuk di dunia pada 1986. Ada pula yang menyarankan agar Presiden Volodymyr Zelensky menampung mereka jika dia yakin mereka tidak berbahaya.

"Tampung 10 orang, dan saya akan menampung dua orang," kata seorang pria bernama Yuriy.

Sponsored

Polisi setempat menerangkan bahwa sembilan polisi dan satu warga sipil dirawat di rumah sakt akibat bentrokan tersebut. Lebih dari 10 pengunjuk rasa ditahan.

"Situasinya agak panas," kata juru bicara kepolisian regional Poltava Yuri Sulayev.

Menteri Dalam Ukraina Arsen Avakov dilaporkan mengunjungi lokasi bentrokan untuk mencoba menenangkan massa. Dia mendesak pemrotes untuk tidak termakan provokasi dan memahami perlunya tindakan sementara ini.

Presiden Zelenskiy lewat pernyataan di laman Facebook-nya mengatakan bahwa pihak berwenang telah melakukan segala yang mungkin untuk memastikan coronavirus jenis baru tidak menyebar di Ukraina.

"Tapi ada bahaya lain yang ingin saya sebutkan. Bahaya lupa bahwa kita semua adalah manusia dan kita adalah warga Ukraina," tulis dia.

Sejumlah lesgilator kota bersumpah untuk terus menentang evakuasi. Mereka mengatakan bahwa sistem pembuangan sanitarium terkait dengan yang ada di desa dan berakhir di fasilitas limbah terdekat.

"Kami tidak dapat membiarkan kesehatan dan kehidupan penduduk setempat dalam risiko, dan menuntut agar para pejabat tinggi mengambil langkah segera untuk mencegah orang-orang dari China ditempatkan di sini," ujar mereka.

Di tengah bentrokan antara penduduk setempat dan polisi, PM Oleksiy Honcharuk, mengatakan dia akan segera terbang ke lokasi untuk mengawasi langsung isu ini.

Pesawat yang mengangkut 45 warga negara Ukraina dan 27 warga asing lepas landas dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang menjadi asal wabah coronavirus jenis baru pada Kamis pagi. Mereka yang diangkut termasuk warga negara Belarus, Kazakhstan, Argentina, Ekuador, Kosta Rika, Republik Dominika, dan Panama.

Per Jumat (21/2), terdapat 2.247 kematian di seluruh dunia akibat coronavirus jenis baru dengan sejumlah kasus terjadi di luar China daratan, yaitu Jepang tiga kasus, Hong Kong dua kasus, Iran dua kasus, Prancis satu kasus, Filipina satu kasus, Korea Selatan satu kasus, dan Taiwan satu kasus.

Menurut situs pelacak John Hopkins University jumlah total di seluruh dunia yang terinfeksi per Jumat mencapai lebih dari 76.000 orang. (The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid