sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Apakah manusia dapat hidup dengan satu paru-paru?

Dalam kondisi tertentu, seperti kanker paru-paru, trauma benda tumpul, atau penyakit paru-paru lainnya, satu paru-paru dapat diangkat.

Fandy Hutari
Fandy Hutari Kamis, 21 Mar 2024 18:54 WIB
Apakah manusia dapat hidup dengan satu paru-paru?

Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajukan pemindahan rumah tahanan (rutan) kepada hakim, setelah mendengarkan tanggapan atas eksepsinya dari jaksa KPK di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).

Syahrul menyampaikan, kondisi paru-parunya tinggal setengah karena dipotong saat menderita kanker. Karena hal itu, ia mengaku kesulitan bernapas lantaran kekurangan oksigen di rutan KPK, yang saat ini menjadi tempatnya ditahan. Selain Syahrul, pelawak Indrayana Bidwy alias Bopak Castello juga mengaku hidup dengan satu paru-paru setelah paru-paru kirinya tak berfungsi lagi karena mengalami kebocoran.

Paru-paru adalah organ yang sangat penting bagi manusia. Verywell Health menyebut, paru-paru berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen dibutuhkan sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Sebagai hasil dari proses produksi energi tersebut, karbon dioksida terbentuk, yang dapat menjadi racun dan perlu dikeluarkan dari tubuh.

“Saat Anda menarik napas dalam-dalam, otot besar di bawah paru-paru, yang disebut diafragma, berkontraksi untuk memungkinkan paru-paru mengembang dan terisi udara. Udara mengalir ke paru-paru, turun ke kantong udara kecil yang disebut alveoli,” tulis Verywell Health.

Ada banyak pembuluh darah kecil yang disebut kapiler di dekat alveoli—yang berisi sel darah merah yang membawa protein, disebut hemoglobin. Hemoglobin membawa karbon dioksida dan oksigen.

Hemoglobin melepaskan karbon dioksida di alveoli—untuk diembuskan—dan mengambil oksigen untuk diangkut ke seluruh tubuh. Di dalam jaringan, hemoglobin melepaskan oksigen dan mengambil karbon dioksida untuk dikembalikan ke paru-paru.

Demikianlah paru-paru bekerja. Dalam kondisi tertentu, seperti kanker paru-paru, trauma benda tumpul, atau penyakit paru-paru lainnya, satu paru-paru dapat diangkat atau dalam bahasa medis disebut pneumektomi.

Para peneliti asal China dalam Journal of Cancer menyebut, pneumonektomi merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi, bahkan kematian. Kemungkinan komplikasi yang terkait dengan pneumonektomi, antara lain kegagalan pernapasan, pendarahan dan syok berlebihan, irama jantung tidak normal, berkurangnya aliran darah, pembekuan darah di paru-paru, dan radang paru-paru.

Sponsored

Medical News Today menjelaskan, proses pneumektomi melibatkan pembuatan sayatan di sisi tubuh untuk mengangkat paru-paru yang bermasalah. Ruang yang tersisa setelah paru-paru diangkat akan terisi udara.

“Selama pemulihan, seseorang mungkin merasakan sakit atau tekanan sementara di perut saat udara berpindah dan berasimilasi ke dalam tubuh,” tulis Medical News Today.

“Seiring waktu, paru-paru lannya akan sedikit mengembang untuk menempati sebagian ruang tersebut. Ruang yang tersisa secara alami akan terisi cairan.”

Manusia umumnya dapat hidup dengan satu paru-paru. Namun, tulis Verywell Health, pengujian ekstensif harus dilakukan sebelum pneumonektomi dilakukan untuk memastikan paru-paru yang tersisa mampu menjaga ketersediaan oksigen tubuh.

Tes fungsi paru-paru dilakukan dengan cara mengukur volume udara yang dapat digerakkan oleh paru-paru dan seberapa baik paru-paru menyebarkan oksigen ke dalam darah. Pemindaian perfusi ventilasi—sinar-X menggunakan gas pelacak—juga dapat dilakukan.

“Pemindaian ini dapat menunjukkan seberapa baik fungsi masing-masing paru dalam hal suplai darah ke paru-paru dan berapa banyak udara yang bisa mereka hirup,” tulis Verywell Health.

Punya satu paru-paru akan tetap memungkinkan seseorang bisa menjalani kehidupan yang relatif normal. Akan tetapi, tak bisa dimungkiri, memiliki satu paru-paru dapat membatasi kemampuan fisik seseorang. Semisal, kemampuan berolahraga. Meski begitu, banyak pula atlet ang kehilangan fungsi salah satu paru-parunya masih dapat berlatih dan berolahraga.

“Tubuh beradaptasi terhadap perubahan ini melalui beberapa cara. Misalnya, paru-paru yang tersisa akan sedikit mengembang untuk menempati ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang. Seiring waktu, tubuh juga akan belajar mengganti kehilangan oksigen,” tulis Medical News Today.

Walau demikian, seseorang dengan paru-paru tunggal perlu belajar untuk memperlambat aktivitas normalnya dan beradaptasi dengan perubahan. Dilansir dari Webmd, kapasitas paru-paru setelah dilakukan tindakan pengangkatan satu paru bakal menjadi setengah dari kapasitas sebelumnya. Akibatnya, seseorang akan lebih sulit bernapas, terutama saat olahraga.

“Seseorang juga lebih mungkin mengalami rasa sakit, kelelahan, masalah jantung, dan beberapa masalah kesehatan lainnya,” tulis Webmd.

“Dan jika seseorang memiliki kondisi yang memengaruhi sisa paru-paru, seperti emfisema atau bronkitis kronis, kemungkinan besar akan merasa lebih sulit bernapas dibandingkan sebelumnya.”

Berita Lainnya
×
tekid