Banyak kondisi medis yang dapat menyerupai gejala gangguan kecemasan, sehingga berpotensi salah diagnosis. Kecemasan adalah perasaan khawatir, gugup, dan takut yang intens. Gangguan kecemasan merupakan kondisi kesehatan mental yang umum.
Beberapa kondisi medis memiliki gejala yang mirip dengan kecemasan, seperti jantung berdebar-debar, sesak napas, kelelahan, dan pusing. Akibatnya, seseorang dapat mengalami salah satu kondisi ini dan salah didiagnosis sebagai gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan juga dapat terjadi bersamaan dengan satu atau lebih kondisi ini.
Berikut ini lima kondisi kesehatan yang sering disalahartikan sebagai gangguan kecemasan, dikutip dari Healthline.
Sindrom takikardia ortostatik postural
Postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS) atau sindrom takikardia ortostatik postural adalah peningkatan denyut jantung yang berlebihan saat bergerak dari berbaring ke berdiri. Hal ini dapat menyebabkan pusing, rasa ringan di kepala, dan palpitasi, yang juga umum terjadi pada gangguan kecemasan.
Gejalanya, seperti detak jantung cepat, pusing, dan kelelahan, dapat disalahartikan sebagai serangan panik atau kecemasan umum. Ciri khas yang membedakan POTS adalah munculnya gejala secara spesifik ketika seseorang mengubah postur tubuh, misalnya dari posisi berbaring ke berdiri. Kondisi ini sering disertai dengan episode pingsan atau hampir pingsan. Untuk membantu memastikan diagnosis, tenaga medis biasanya menggunakan tes meja miring, yang dirancang khusus untuk mengevaluasi respons tubuh terhadap perubahan posisi tersebut.
Takikardia sinus yang tidak tepat
Inappropriate sinus tachycardia (IST) atau takikardia sinus yang tidak tepat terjadi ketika detak jantung terlalu tinggi tanpa penyebab yang jelas. Hal ini dapat menyebabkan sensasi jantung berdebar dan palpitasi.
Gejala utama IST adalah detak jantung yang cepat. Hal ini bisa tampak mirip dengan kecemasan atau serangan panik, karena keduanya juga sering ditandai dengan jantung berdebar kencang. Perbedaannya, pada IST detak jantung tetap tinggi bahkan saat beristirahat dan tidak mereda dengan sendirinya. Untuk memastikan, tenaga medis dapat menggunakan monitor Holter atau EKG, yang membantu membedakan IST dari takikardia yang dipicu oleh kecemasan.
Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang identik dengan lapisan rahim tumbuh di tempat lain di tubuh, menyebabkan rasa sakit dan dapat menyebabkan masalah kesuburan. Endometriosis dan kecemasan dapat dialami secara bersamaan. Namun, kondisi ini kerap keliru didiagnosis sebagai sindrom iritasi usus besar atau sekadar menstruasi yang berat dan menyakitkan. Selain itu, gangguan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lain memang lebih sering ditemukan pada penderita endometriosis.
Nyeri kronis dan kelelahan akibat endometriosis dapat meningkatkan tingkat stres, sehingga memicu gejala yang mirip dengan kecemasan. Tidak seperti kecemasan, gejala endometriosis biasanya berkaitan dengan siklus menstruasi. Tanda-tandanya bisa berupa nyeri panggul yang hebat, menstruasi berat, dan nyeri saat berhubungan seksual. Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan pemeriksaan panggul dan studi pencitraan.
Sindrom ovarium polikistik
Polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik adalah gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luarnya. Gangguan kecemasan juga umum terjadi pada penderita PCOS.
Ketidakseimbangan hormon pada PCOS dapat memicu perubahan suasana hati, rasa lelah, dan mudah tersinggung—gejala yang juga sering muncul pada gangguan kecemasan. Yang membedakan, PCOS ditandai oleh kadar testosteron yang lebih tinggi dari normal, yang dapat dipastikan melalui tes darah. Selain itu, PCOS biasanya disertai gejala lain seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, jerawat, serta kenaikan berat badan.
Penyakit radang usus
Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus adalah sekelompok kondisi yang ditandai dengan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Dua jenis yang paling umum adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Gejala seperti sakit perut, kram, dan kelelahan dapat menimbulkan stres yang berat dan memicu kecemasan. Bahkan, sakit perut sendiri bisa menjadi gejala yang muncul pada kecemasan.
Berbeda dari kecemasan, IBD sering disertai tanda khas seperti diare kronis, darah dalam tinja, dan penurunan berat badan. Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan kolonoskopi serta pemeriksaan pencitraan.
