sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengapa seseorang berselingkuh?

Hal-hal semisal gender, kepribadian, agama, dan alasan politik, ikut andil membuat seseorang memilih selingkuh.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 17 Jan 2019 14:54 WIB
Mengapa seseorang berselingkuh?

Selingkuh, tentu bukan kata asing di telinga. Dalam dunia hiburan tanah air, informasi perselingkuhan artis seringkali menyesaki layar kaca.

Pada 2009 lalu, dunia hiburan pernah dihebohkan dengan berita perselingkuhan penyanyi Krisdayanti dengan pengusaha asal Timor Leste Raul Lemos. Padahal, Anang Hermansyah dan Krisdayanti sebelumnya disebut-sebut sebagai pasangan selebritas yang kerap tampil harmonis. Mereka akhirnya memutuskan bercerai.

Selain pasangan Anang dan Krisdayanti, sangat banyak contoh pasangan selebritas yang berselingkuh. Yang sempat menghebohkan juga, isu perselingkuhan yang menerpa pasangan komedian Sule dan Lina.

Awal 2018, keretakan rumah tangga Sule dan Lina sempat jadi sorotan. Belakangan terkuak, Lina memiliki pria idaman lain. Pada September 2018, akhirnya pasangan yang sudah merajut bidak rumah tangga selama 20 tahun berpisah.

Perselingkuhan tak hanya terjadi di jagat dunia selebritas. Orang-orang yang tak pernah ada hubungannya dengan gemerlap kehidupan artis pun berpotensi selingkuh.

Rani salah satunya. Dia mengaku pernah berselingkuh dengan laki-laki lain. Dia mengatakan, menjalin hubungan jarak jauh memicu dirinya berani selingkuh.

“Alasan lainnya, pacarku dulu kurang perhatian sama aku,” katanya saat berbincang dengan reporter Alinea.id, Selasa (15/1).

Tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Rani acapkali diserang rasa bersalah. Meski, dia tak menampik, selingkuh itu menimbulkan perasaan yang berbeda.

Sponsored

“Ada variasi gitu. Mulai dari variasi bahasan, perhatian, hingga cumbuan,” ujarnya.

Namun, akhirnya Rani memutuskan berhenti selingkuh dari kekasih gelapnya. Lalu, hubungan dengan pasangannya semakin membaik.

Surat gugatan cerai Lina kepada komedian Sule yang diunggah akun Instagram Lambe Turah pada 10 Mei 2018. (instagram.com/lambe_turah).

Alasan berselingkuh

Psikolog Liza Marielly Djaprie mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Pertama, faktor individu yang tak bisa berkomitmen.

“Kedua, ada jarak yang menimbulkan ketidakpuasan,” kata Liza saat dihubungi, Rabu (16/1).

Semakin besar jarak antara pasangan, kata Liza, semakin besar risiko pasangan untuk berselingkuh. Menghadapi jarak itu, seseorang yang toleransi dengan pasangannya rendah, maka dalam hitungan bulan akan berselingkuh.

Selain itu, Liza menuturkan, trauma masa kecil juga bisa memengaruhi seseorang untuk selingkuh.

“Misalnya, waktu kecil dia lihat bapaknya selingkuh. Ketika dewasa, dia bisa takut berkomitmen atau bilang ‘ngapain sih setia, lha orang bapakku aja selingkuh,’” ujar Liza.

Menanggapi kecenderungan manusia untuk mencintai lebih dari satu orang, Liza sepakat dengan hal itu. Meski begitu, kata dia, tak semua cinta harus ditindaklanjuti.

“Cinta itu memang bukan barang ekslusif. Kita punya pilihan untuk setia dengan pasangan kita,” kata psikolog yang berpraktik di Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta Selatan itu.

Sementara itu, psikolog Kelly Campbell dalam artikelnya “Why people cheat?” di Psychology Today, 26 Maret 2014 menyebut, ada beberapa alasan yang membuat seseorang berselingkuh, seperti alasan personal, hubungan, dan situasi.

Campbell mengatakan, alasan personal terkait dengan kualitas seseorang yang membuatnya rentan selingkuh. Hal-hal semisal gender, kepribadian, agama, dan alasan politik, ikut andil membuat seseorang memilih selingkuh.

Di dalam artikel tersebut, Campbell menulis, kemungkinan laki-laki berselingkuh lebih besar ketimbang perempuan.

“Sebab, laki-laki memiliki lebih banyak hormon testosteron yang bertanggung jawab atas keinginan kuat untuk melakukan seks,” tulis Campbell.

Orang yang sangat religius dan memiliki orientasi politik konservatif, menurut Campbell, lebih setia kepada pasangannya, karena mereka memegang nilai yang lebih saklek.

Alasan hubungan, kata Campbell, diartikan bila hubungan seseorang dengan pasangannya tak memuaskan. Hal ini terjadi dalam kasus Rani dan pasangannya.

Untuk orang-orang yang masuk dalam kategori tersebut, menurut Campbell, terlibat dalam hubungan yang memiliki banyak kesamaan akan menghilangkan keinginan mereka untuk berselingkuh.

Campbell menulis, hubungan yang dicirikan dengan ketidakpuasan, gairah seks yang tak terpenuhi, dan konflik yang memanas, sangat berisiko terjadi perselingkuhan.

“Ketika pasangan tidak memiliki banyak kesamaan dalam hal kepribadian, level pendidikan, dan faktor lainnya, perselingkuhan bisa terjadi dalam hubungan itu,” tulis Campbell.

Berita Lainnya
×
tekid