Pajang dukungan ke Palestina, gerai Starbucks diancam boikot
Gambar bendera Palestina di konter Starbucks membuat toko itu diprotes, setelah seorang pelanggan posting di FB.

Ekspresi solidaritas terhadap Palestina di gerai Starbucks, memancing kemarahan pendukung Israel. Mereka memprotesnya, dan gambar bendera Palestina yang merupakan tulisan kapur itu pun dihapus.
Bendera Palestina dan pesan solidaritas yang dipampang di sebuah toko Starbucks di Hamilton, Ontario, Kanada itu dicabut oleh perusahaan tersebut. Pasalnya, salah seorang pelanggan mengeluhkannya dan melapor ke media Canadian Jewish News.
Bendera Palestina, digambar dengan kapur, bersama dengan pesan yang mengatakan, “Kami telah datang. Tetapi masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Kami berdiri dalam solidaritas sebagai sekutu,” gambar dan tulisan itu dipampang di konter.
Seorang pelanggan bernama Leo Herman yang datang untuk makan siang, balik arah setelah melihat gambar dan pesan itu. Dia pergi tanpa membeli apa pun.
Dia mengatakan kepada Jewish News bahwa dia tidak ingin membuat keributan tetapi malah mengambil gambar dan membagikannya di Facebook. Dia juga men-tweet ke Starbucks Kanada "menanyakan apakah itu pesan politik yang dapat diterima bagi toko mereka."
Beberapa jam kemudian, lebih dari 500 orang meninggalkan komentar di postingan Herman yang mengungkapkan ketidakpercayaan dan kemarahan. Ada beberapa seruan untuk memboikot Starbucks.
Starbucks Kanada, dalam sebuah pernyataan kepada Jewish News, mengatakan bahwa bendera Palestina telah dihapus dari toko.
Mereka mengatakan bahwa mereka menangani masalah ini dengan serius. “Kami ingin semua orang, baik mitra dan pelanggan kami, memiliki pengalaman yang hangat, ramah, dan aman di toko kami. Dalam kasus di mana itu tidak terjadi, kami akan mengatasinya, ”kata mereka. (israelnationalnews)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Darurat sampah saset: Produk murah dengan konsekuensi mahal
Minggu, 29 Jan 2023 08:28 WIB
Urgensi UU PPRT di tengah sengsara pekerja rumah tangga
Sabtu, 28 Jan 2023 15:40 WIB