close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sumber: istockphoto.com
icon caption
Sumber: istockphoto.com
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 03 November 2022 18:41

Pemerintah akan benahi sistem pengawasan obat

Kerja sama antara Kemenkes dengan BPOM dinilai dekat karena saling berkaitan dalam penanganan kasus keracunan obat.
swipe

Pemerintah telah membuat kebijakan tegas merespons banyaknya kasus gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA), salah satunya pembenahan sistem pengawasan obat-obatan. Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memperkuat asosiasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membenahi sistem pengawasan obat di Indonesia,

"Peristiwa ini banyak maknanya. Salah satunya melakukan audit sekaligus memberikan pembenahan atau perbaikan sistem dalam pengawasan obat," kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril.

Syahril menyebut, kerja sama antara Kemenkes dengan BPOM dinilai dekat karena saling berkaitan dalam penanganan kasus keracunan obat. Setelah melakukan penyelidikan dan menemukan dugaan racun (intoksikasi) pada kemasan obat sirup, Kemenkes memberikan laporan ke BPOM, 

"BPOM memeriksa secara teliti untuk mengetahui berapa banyak kandungan yang ada dalam obat dan berapa banyak ambang batas yang boleh dan tidak boleh," ujar dia.

Saat ini, Kemenkes melarang peredaran ratusan obat sirup untuk mencegah penambahan pasien gangguan ginjal akut. Seluruh obat-obatan sirop tersebut masih dalam pemeriksaan BPOM, 

"Banyak sekali obat cair yang harus diperiksa semua, jangan sampai kita memeriksa sebagian. Kita ingin semua aman dan akhirnya kita cabut larangan itu," kata Syahril.

Jumlah pasien gangguan ginjal akut yang sembuh terus bertambah. Hasil laporan Kemenkes hingga pada Selasa (31/10), tercatat 304 kasus GGAPA dan diantara 99 pasien (33%) dinyatakan sembuh. Angka ini telah mengalami peningkatan dalam kurun waktu sepekan terakhir. Sebelumnya, angka kesembuhan yang dilaporkan pada Rabu (26/10), yaitu sebanyak 39 kasus.

Kebijakan antisipatif terus dijalankan pemerintah dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat gangguan ginjal akut. Salah satu antisipatifnya dengan memberikan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi yang didatangkan dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.

“Sebanyak 146 vial sudah disebarkan ke 17 rumah sakit di 11 provinsi, sementara 100 vial disimpan sebagai stok di instalasi farmasi pusat,” kata Syahril.

Syahril menyampaikan, penggunaan obat fomepizole mampu memperbaiki kondisi serta efektif dalam menyembuhkan GGAPA. Ia menegaskan bahwa tidak ada komersialisasi obat-obatan oleh Kemenkes, tetapi hanya untuk menyelamatkan kondisi anak-anak. 
 

img
Atikah Rahmah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan