sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Irama Rebana dari Bekasi kepada Sang Nabi

Peringatan Nabi Muhammad di masjid kecil di Bekasi merupakan pesta skala kecil dari komunitas yang mendoakan junjungan mereka.

Muh AR
Muh AR Jumat, 12 Jan 2018 15:45 WIB
Irama Rebana dari Bekasi kepada Sang Nabi

Malam telah merambat gelap di Bekasi, sekitar 22,5 kilometer di timur Jakarta. Ibadah harian terakhir umat Islam, salat Isya, baru saja selesai.

Setelah salat, ulang tahun Nabi Muhammad dirayakan di Masjid Uswatun Hasanah, Jalan Ratna, Kelurahan Jati Kramat, Bekasi, pada akhir pekan di penghujung Desember. Para peziarah berduyun datang mengisi ruang berbentuk persegi panjang dalam masjid, berjumlah sekitar 50-an orang.

Mereka kebanyakan mengenakan tutup kepala, topi khas yang menunjukkan mereka penganut Islam di Indonesia, yakni sebuah peci berbentuk elips terbuat dari beludru hitam. Juga mereka mengikatkan sarung ke pinggang sebagai pengganti celana panjang.

Daerah di pinggiran Jakarta itu semarak, meski tidak banyak penduduknya, mereka tinggal di puluhan rumah antara dua lorong sempit yang saling-silang.

Aroma asap kemenyan yang terbakar di sekitar masjid membuat malam terasa aromatik dengan nuansa suci. Angin sepoi-sepoi bertiup seperti menebarkan kemegahan harum spirit mistis.

Di dalam masjid, aneka buah sebagai hidangan pembuka disajikan di keranjang bundar anyaman dari lidi kelapa. Seperti, semangka, jeruk, pisang, telapak tangan berduri dan apel. Keranjang buah itu ditempatkan di depan para peziarah yang bisa menjangkaunya dengan tangan jika mereka ingin memakannya.

Pengeras suara kemudian menyala. Setelah mengawali pengantar singkat, pembawa acara mengarahkan para jemaah untuk mendoakan roh leluhur masyarakat setempat. Diikuti dengan alunan doa yang lebih lama dan lebih berkesan seperti irama sebuah lagu yang dimulai oleh seorang pemimpin, diikuti oleh seluruh jemaah. Suara dalam doa semakin keras dari mikrofon dengan satu set pengeras suara dipasang di halaman depan masjid, tepat di sisi kiri pintu masuk menempel ke dinding.

Sponsored

Di sela lantunan doa yang panjang, irama rebana mengalun dari 13 remaja berpakaian putih dengan topi putih. Mereka menabuh gendang dengan tepukan yang kuat dalam tempo cepat, sementara seorang penyanyi mengambil sebuah nada lagu pujian dengan tangan menggenggam corong sebuah mikrofon lain.

Saat lagu itu diiringi oleh rentak gendang, di sekitar bagian luar masjid disulut kembang api lalu dilempar ke langit. Petasan meledak, angkasa seolah koyak, mendahului kemeriahan Malam Tahun Baru.

Salah satu ulama, Kyai Haji Abuya Muhammad Mahfuz kemudian berkhotbah. Pemimpin doa rutin setiap hari Minggu malam berkata, "Dengan niat tulus kepada Tuhan banyak warga yang membantu hari ulang tahun Muhammad sang Nabi, mereka yang memuliakan peringatan kelahirannya dan berusaha di jalan Tuhan akan selalu mendapat jawaban yang baik."

"Yang terpenting adalah meniru Nabi Muhammad, moralitas, kerapian, dan sosialitanya akan membuat hidup menyenangkan," katanya.

Seorang imam lainnya mengutip ayat Alquran: "Nabi Muhammad pasti bisa memberi bimbingan jalan yang lurus."

Akhir ceramah menceritakan tentang kehidupan Nabi yang harus ditiru oleh semua umat Islam. Setelah itu, hampir tengah malam, satu per satu jemaah masjid kembali ke rumah masing-masing.

"Menghadiri acara sakral seperti ini jiwaku terasa damai," kata seorang jemaah bernama Mamat.

Nabi Muhammad lahir pada tahun 570 di Mekkah, Arab Saudi. Ulang tahunnya kali ini menjadi yang ke-1447. Perayaan ini biasanya dinamakan Maulid. Mawlid 2017 di Indonesia dimulai pada malam hari tanggal 30 November 2017 sampai 1 Desember 2017, namun tanggal acara memeringatinya bisa bervariasi. Di Jakarta, Palembang, dan Makassar ulang tahun Nabi serupa di Bekasi diperingati pada penghujung Desember, tepat sebelum Tahun Baru.

Masjid Uswatun Hasanah sendiri merayakannya secara dadakan. Rencana baru diumumkan sepekan sebelumnya, seperti diakui oleh salah satu panitia. Mereka meminta dana sukarela dari warga setempat. "Pagi-pagi sebelum acara, saya menyumbangkan uang ke panitia," kata Boy Anugerah, seorang penghuni rumah di dekat masjid.

Peringatan Nabi Muhammad di masjid kecil di Bekasi merupakan pesta skala kecil dari komunitas yang mendoakan junjungan mereka dengan nada membahana dalam pengeras suara diriuhi gendang rebana dan alunan irama pujian. Inilah potret kehidupan umat Islam di akar rumput Indonesia yang menjaga warisan Islam diwarnai tradisi lokal mereka.

Menurut peneliti James J. Fox dari Australian National University, sejumlah perbedaan fundamental memengaruhi cara praktik Islam dipraktikkan dan yang paling penting, cara Islam dihidupkan. Bagi kaum tradisionalis, semua tindakan bergantung pada niat (niyat). Jadi niat mendefinisikan dan mengubah tindakan seseorang. Dengan cara ini, semua perbuatan, pekerjaan, dan tindakan seseorang dapat diubah menjadi semacam ibadah atau ibadat.

Kebiasaan muslim di Indonesia ditandai ciri khasnya dengan peci dan sarung sebagai pakaian sehari-hari kala menunaikan sembahyang. Mereka menghiasi perbedaan antara sesama Muslim di wilayah Arab dari mana asal Islam. Indonesia dikenal sebagai negara Muslim terbesar di dunia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid