sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rebranding MICE dan halal, pariwisata NTB incar pasar Timur Tengah

Sejak 2010 NTB memang sudah merancang konsep wisata halal.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 02 Des 2021 06:56 WIB
Rebranding MICE dan halal, pariwisata NTB incar pasar Timur Tengah

Sejak 2010 sektor pariwisata NTB memiliki citra baru sebagai Meeting, Incentive, Convntion, and Exhibition (MICE) serta pariwisata halal. Salah satu tujuannya adalah menggaet wisatawan Timur Tengah dan wisatawan lokal untuk bekerja sekaligus berwisata. Konsep pariwisata ini mulai digodok setelah peristiwa Bom Bali pertama dan kedua.

Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi menyebutkan, sejak 2010 NTB memang sudah merancang konsep wisata halal. Namun, hingga saat ini pihaknya masih mengevaluasi konsep yang tepat untuk wisata halal ini. Dalam pengertiannya, wisata halal adalah kegiatan kunjungan wisata dengan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata yang memenuhi unsur syariah.

“Kami menyadari adanya periode low seasion jika hanya mengandalkan kunjungan wisatawan, dengan demikian harus ada strategi untuk mendatangkan wisatawan ke NTB,” ujar Lalu saat membuka International Conference Mandalika: Infinity Experiences Of Nature And Sport Tourism, Rabu (1/12). Untuk itu, pemerintah NTB mengusung konsep MICE agar para wisatawan lokal bisa datang sambil bekerja.

Perombakan konsep pariwisata di NTB berlangsung setelah mengevaluasi konsep tradisional di mana para wisatawan datang untuk berbulan madu dan liburan. Dengan konsep ini pantai-pantai di NTB banyak membangun cottege dan hotel. Sayangnya, wisatawan hanya ramai berkunjung  pada periode Mei-Agustus dan November-Desember. Di luar itu pariwisata di NTB mengalami low seasion atau hanya sedikit kunjungan.

Strategi menumbuhkan pariwisata di NTB khususnya pulau Lombok diubah dengan target mendatangkan satu juta wisatawan per tahun. Dengan demikian, sepanjang tahun NTB harus memiliki event pariwisata untuk menarik pengunjung, salah satunya dengan branding halal destination. Pemeritah juga membidik pasar yang lebih luas yakni Timur Tengah karena selama ini Lombok lebih sering didatangi wisatawan asal Asia Tenggara.

Minimnya atensi wisatawan Timur Tengah diduga lantaran pariwisata Indonesia kalah pamor daripada wisata di Bali.

“Jadi kalau Bali tutup dikira semua objek wisata tutup padahal masih ada Lombok, Yogyakarta, atau Sumatera Barat yang menjadi favorit masyarakat Timur Tengah,” kata dia.

Kini di tengah pandemi Covid-19 pariwisata NTB mencoba bangkit dengan menggencarkan vaksinasi. Tingkat vaksinasi lengkap di NTB sendiri telah mencapai sekitar 70% dan tingkat vaksinasi dosis pertama di Pulau Lombok mencapai 80%.

Sponsored

Sementara Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Odo RM Manuhutu menyebutkan, Mandalika di Lombok kini bisa menjadi destinasi wisata yang menjanjikan. Terbukti dengan penuhnya tingkat okupansi hotel dan sinyal positif bagi gerakan usaha kecil menengah di Lombok.  

Berita Lainnya
×
tekid