sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tips mengatur porsi makan yang tepat saat berbuka puasa

Berbuka puasa saat azan magrib berkumandang bisa dimulai dengan meminum segelas air putih

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 01 Apr 2022 16:34 WIB
Tips mengatur porsi makan yang tepat saat berbuka puasa

Umat muslim akan memulai waktu puasa dalam beberapa hari ke depan. Menghadapi perubahan waktu makan ini, orang kerap bingung bagaimana cara mengatur pola makan yang tepat. Padahal sebenarnya kebutuhan kalori saat puasa maupun hari biasa tidak tak jauh berbeda. Rata-rata orang Indonesia harus memenuhi kebutuhan kalori lewat makanan sebanyak 1.700-2.000 per hari.

Melansir Healthline, kamu bisa membaginya ke dalam 40% sahur, 50% berbuka puasa, dan 10% sisanya setelah salat tarawih. Setiap porsi makan ini harus memperhatikan keseimbangan gizi seperti karbohidrat, protein, serat, dan lemak. Berikut contoh menu yang bisa dikonsumsi saat berbuka puasa.

Berbuka puasa saat azan magrib berkumandang bisa dimulai dengan meminum segelas air putih. Perlu digarisbawahi bahwa berbuka tidak perlu dengan minuman terlalu manis, apalagi sampai membuat kita kelebihan gula. Minuman ini bisa juga ditambah dengan karbohidrat ringan seperti kolak atau es kacang hijau.

Setelah salat magrib kamu bisa menyantap makanan utama. Jangan lupa penuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein. Contoh menunya adalah nasi, sayur, tahu atau tempe. Perlu juga mengkonsumsi buah dan air putih. Namun, perlu diingat bahwa makan saat berbuka puasa hanya perlu secukupnya. Jangan sampai makan berlebihan hingga kekenyangan.

Sponsored

Porsi makan terakhir bisa disantap setelah salat tarawih. Porsinya cukup memenuhi 10%-15% dari kebutuhan energi harian. Pilihan makanan yang bisa dikonsumsi adalah yoghurt, buah-buahan, atau segelas susu hangat. Perlu diingat bahwa makan saat puasa tidak ada bedanya dengan makan dalam aktivitas keseharian. Jangan sampai porsi makan yang terlalu banyak justru menghilangkan tujuan dari puasa itu sendiri yakni menjaga kesehatan. Hindari pula tidur dalam keadaan kenyang karena bisa membuat perut buncit.

Sebelumnya dalam live Instagram bersama Alinea.id, Ahli Gizi Komunitas, Tan Shot Yen menyebutkan sebenarnya makan di saat puasa tidak berbeda dengan makan di hari-hari biasa. Hanya saja, jam makan yang sedikit diubah, yakni di waktu sahur dan buka puasa. Dengan demikian, anggaplah makan sahur adalah sarapan yang kepagian sementara buka puasa adalah makan siang yang kemalaman.

Pola pikir ini membantu kita untuk mengatur porsi dan jenis makanan. Tan mengatakan makan nasi dan sayur tetap diperlukan. Namun, tidak baik ketika terlalu banyak makan atau minum manis hanya karena mengikuti semboyan “berbukalah dengan yang manis.” Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari adalah gorengan, makanan yang terlalu banyak mengandung gula, dan terlalu banyak karbohidrat tanpa pemenuhan gizi lainnya.

Berita Lainnya
×
tekid