sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Proyeksi dan dampak pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 potensial menghancurkan perekonomian dan mendongkrak angka kriminalitas.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 05 Mei 2020 19:18 WIB
Proyeksi dan dampak pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah kota dan kabupaten, puluhan ribu tenaga kerja dipecat dan dirumahkan. 

Jika tidak diatasi dengan baik, menurut Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti, kondisinya bisa jauh lebih buruk. 

"Kalau tidak cepat diatasi, bisa Agustus baru selesai," kata Esther kepada Alinea.id di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Menurut analisis INDEF, pandemi Covid-19 potensial menggerus produksi domestik bruto (PDB) Indonesia hingga ribuan triliun. Setidaknya ada tiga skenario yang disajikan INDEF, yakni PDB tergerus hingga 50%, 60%, dan 70%.

Pada skenario pertama, INDEF memprediksi kerugian ekonomi sebesar Rp693 triliun per bulan akibat pandemi Covid-19. Kedua, pandemi bertahan hingga tiga bulan dan mengakibatkan kehilangan PDB senilai Rp2.078 triliun. Terakhir, pandemi berlangsung hingga enam bulan dan menyebabkan hilangnya PDB hingga senilai Rp4.157 triliun.

Meski begitu, Esther berharap pemerintah tak sembarangan mencabut kebijakan PSBB. "Selama masih ada korban, saya menyarankan PSBB. Kalau PSBB dicabut sebelum waktunya, maka berapa pun dana yang digelontorkan pemerintah tidak akan bisa mengatasi pandemi ini," jelas dia. 

Menurut catatan Polri, angka kriminalitas justru menurun pada masa pemberlakukan PSBB. Pada Maret, total ada 19.128 kasus kejahatan yang digarap Polri. Namun, pada April tercatat hanya ada 15.322 kasus kejahatan. Artinya, ada penurunan hingga 19.90%. 

Meskipun secara umum angkanya turun, jumlah kriminalitas jalanan cenderung naik. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Adi Asep Saputra mengatakan, rata-rata kasus kriminalitas jalanan yang naik angkanya didominasi kasus penjambretan, perampokan, pencurian kendaraan bermotor dan pembongkaran minimarket. 

Sponsored

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon memprediksi angka kriminalitas bakal kembali melonjak. Menurut Josias, kenaikan bakal dipicu himpitan ekonomi dan kesempatan yang muncul karena berlakunya PSBB, semisal sepinya kondisi jalanan di Jakarta. 

Infografik Alinea.id/Dwi Setiawan

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid