Densus 88 tangkap 6 terduga teroris jaringan JAD Jawa Timur
Penangkapan dilakukan selama tiga hari, dari Kamis (22/8) hingga Sabtu (24/8).
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap enam orang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur. Penangkapan dilakukan selama tiga hari, dari Kamis (22/8) hingga Sabtu (24/8).
Keenam terduga teroris tersebut adalah HS yang ditangkap di Sampang dan BL di Lamongan pada Kamis (22/8). Kemudian, KJ, S, dan IP di Blitar pada Jumat (23/8). Terakhir, penangkapan YT di Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (24/8).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan terduga teroris HS merupakan amir JAD Madura, sedangkan BL adalah amir JAD Lamongan.
“Mereka ini pernah mengikuti pertemuan amir JAD Jawa Timur di Sidoarjo,” kata Dedi di Mabes Polri, Senin (26/8).
Dedi menjelaskan untuk terduga teroris KJ dan S merupakan anggota JAD Blitar yang terbukti pernah mengikuti pelatihan militer di Gunung Kaliderma, Jawa Timur. Untuk terduga teroris IP, terbukti merencanakan penyerangan Pospol Karanglor, Malang menggunakan sebuah senjata revolver.
Sementara itu, terduga teroris YT yang merupakan perampok toko emas di Magetan, menurut Dedi, sering melakukan perbuatan kriminal untuk membiayai pembuatan bom yang sedang dirakitnya.
“Dia telah menyiapkan amaliah kepada anggota Polri dan memanfaatkan momentum setiap bulan untuk melakukan aksi kriminal membiayai pembuatan bom untuk digunakan menyerang anggota polisi,” tutur Dedi.
Dalam penggeledahan yang dilakukan di rumah YT, rumah orang tua, dan rumah kakeknya, Densus 88 menemukan barang bukti, antara lain empat bom molotov, satu senjata api rakitan, satu golok, satu paket petasan, satu kilogram belerang, satu wadah berisi tawas, satu jeriken bensin, pipa, tiga gelang emas dan lima cincin emas hasil curian, serta uang Rp10 juta.
Ditambahkan Dedi, Densus 88 masih melakukan pendalaman terhadap keluarga YT untuk mengetahui keterlibatannya dalam rencana amaliah. Namun, anggota keluarga YT tidak turut dibawa Densus 88 ke Jakarta.
“Masih di sana untuk assesment sejauh mana terpaparnya. Kalau nanti sudah jauh terpapar, maka akan diikutkan program deradikalisasi,” ucap Dedi.