close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid/Foto Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin.
icon caption
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid/Foto Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin.
Nasional
Kamis, 03 September 2020 22:29

Hidayat Nur Wahid kecam Charlie Hebdo

Tindakan Charlie Hebdo dinilai bentuk Islamophobia.
swipe

Penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad oleh majalah cetak di Prancis, Charlie Hebdo dikecam Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). Dia menilai penerbitan kartun tersebut sebagai bentuk provokasi dan yang kental dengan nuansa Islamophobia.

“Justru itu bagian dari Islamophobia, mempraktikkan kebencian dan diskriminasi terhadap Umat Islam dan simbol-simbol yang disakralkannya, itu juga melanggar HAM. Karena itu tidak patut dilindungi dengan dalih kebebasan berekspresi dan kebebasan pers," ujar HNW dalam keterangannya, Kamis (3/9).

Apalagi, jelas dia, sikap tersebut dapat memicu gesekan yang meluas dan konflik horizontal di Prancis, negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa.

"Sebagaimana rasisme sistemik yang hari ini kita saksikan dampaknya di Amerika Serikat, atau pun aksi teror terhadap umat Islam di Myanmar dan India, semuanya diperparah oleh kebencian dan diskriminasi yang berlindung di balik kedok kebebasan pers,” ujarnya.

Menurut Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini, sikap Charlie Hebdo malah membuktikan tendensi intoleran dan kebencian mereka terhadap seluruh umat Islam, yang sama sekali jauh dari konteks pelaksanaan HAM dan penegakan hukum sebagaimana yang mereka klaim. 

Dia juga mengkritik pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada (1/9) yang menyebut penerbitan kartun tersebut sebagai kebebasan pers.

Untuk itu HNW meminta Kementerian Luar Negeri RI agar memaksimalkan potensi Indonesia di PBB dan OKI untuk melawan praktik Islamophobia.

"Sebagaimana Kemenlu pada pekan ini memanggil KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim) Swedia dan Norwegia untuk menyampaikan protes terhadap pembakaran Al-Quran, Kemenlu perlu juga mempertimbangkan tindakan serupa terhadap Prancis untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, yang demokratis dan moderat," pungkasnya.

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan