sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hutan tropis Indonesia terus menipis

Laju deforestasi per tahun bisa mencapai tujuh kali luas Provinsi DKI Jakarta.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Selasa, 09 Apr 2024 16:43 WIB
Hutan tropis Indonesia terus menipis

Luas hutan tropis primer di berbagai belahan dunia terus berkurang. Riset berbasis analisis data satelit yang dirilis  Forest Global Watch-World Resources Institute (FGW-WRI), pekan lalu, menunjukkan setidaknya 3,7 juta hektar hutan primer hilang di kawasan tropis sepanjang 2023.

Mikaela Weisse, Direktur Global Forest Watch-WRI mengatakan angka kerusakan hutan primer terutama disumbang oleh "pemain-pemain" baru, semisal Bolivia, Laos, Nikaragua, dan Kongo. Sepanjang 2022, Brazil dan Kolombia justru mampu mengurangi laju kerusakan hutan primer. 

Di Brazil, penurunan kehilangan hutan primer sebesar 36 persen, sedangkan Kolombia mengalami penurunan hingga 49 persen. Dengan luas hutan 497 hektare, Brazil jadi negara dengan kawasan hutan terbesar nomor dua di dunia.

"Hutan primer tropis itu mewakili beberapa ekosistem paling penting untuk dilindungi guna menghindari emisi karbon dan hilangnya keanekaragaman hayati,” kata Weisse. 

Yang dimaksud hutan primer dalam riset GFW-WRI ialah kawasan tutupan hutan alami dan tua yang belum ditebangi dan ditanam kembali. Hutan hasil reforestasi tidak termasuk dalam data yang dianalisis para peneliti.

Indonesia termasuk jadi salah satu negara yang juga kehilangan hutan primer. Pada 2023, GFW-WRI mencatat total luas hutan primer di Indonesia yang hilang sebesar 292.000 hektar. 

Menurut laporan GFW-WRI, Indonesia memiliki 93,8 juta hektar hutan primer pada 2021. Namun, sepanjang periode 2002-2023, Indonesia kehilangan sekitar 10,5 juta hektar hutan primer basah atau 35 persen dari total kehilangan tutupan pohon.

Provinsi-provinsi dengan kerusakan hutan terparah pada periode itu ialah Riau (kehilangan 4,2 juta hektar hutan primer), Kalimantan Barat (4,04 juta hektar), Kalimantan Timur (3,79 juta hektar), Kalimantan Tengah (3,74 juta hektar), dan Sumatera Selatan (3,17 juta hektar).

Sponsored

Juru kampanye Greenpeace Sekar Surowijoyo membenarkan hutan tropis Indonesia kian menipis karena deforestasi yang tidak terkendali. Merujuk data dari University of Maryland, Greenpeace menemukan laju deforestasi tak terbendung sejak 2002.

"Dari data tersebut, setelah 2001, primary humid tropical loss (PHTF) atau hutan alam yang hilang paling sedikit terjadi di tahun 2021, yakni seluas 203 ribu hektar. Rata-rata deforestasi tahunan 2002- 2023 itu seluas 475 ribu hektar per tahun atau tujuh kali luas DKI Jakarta setiap tahunnya," kata Sekar kepada Alinea.id, Sabtu (6/4).

Pada periode 2016 hingga 2021, menurut Sekar, laju deforestasi melambat. Namun, angka penurunannya tidak signifikan jika dibanding total deforestasi yang telah mengikis hutan tropis di Indonesia.

"Luas total deforestasi tahun 2017-2021 saja seluas 1,5 juta hektar atau 2,6 kali luas Pulau Bali atau rata- rata 2017-2021 seluas 300 ribu hektar per tahun atau empat kali luas DKI Jakarta," ucap Sekar. 

Pada 2021, laju deforestasi kembali meningkat, yakni mencapai 522 ribu hektar. Lanjunya relatif stabil hingga 2023. Menurut Sekar, kenaikan angka deforestasi menunjukkan lemahnya komitmen negara dalam melindungi hutan tropis.

"Fakta lain, perlindungan hutan alam yang dilakukan pemerintah sejak 2011 itu sebagian besar hanya pada hutan dan areal yang memang sudah dilindungi dan areal konservasi sebelum 2011. Deforestasi yang sebenarnya masih terus terjadi tanpa indikasi adanya upaya-upaya menuju nol deforestasi," kata Sekar.

Berdasarkan catatan Greenpeace, Indonesia saat ini memiliki sekitar 30 juta hektar hutan alam. Namun, semua hutan Indonesia akan terkikis habis dalam seratus tahun jika laju deforestasi seluas 300 ribu per hektar tak dihentikan.

"Akhirnya tren naik-turunnya deforestasi menjadi tidak berarti lagi dan (angka-angka itu) hanya menjadi data atau statistik sejarah luasan hutan alam yang pernah ada di Indonesia," ucap Sekar.

 

Berita Lainnya
×
tekid