sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jangan lupa, satwa juga terpapar bencana gempa dan tsunami

Banyak satwa, baik itu peliharaan atau liar yang luput dari bantuan tangan manusia pascabencana.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 08 Okt 2018 10:21 WIB
Jangan lupa, satwa juga terpapar bencana gempa dan tsunami

Penanganan bencana yang kerap kali terjadi di Indonesia, hanya terfokus kepada manusia dan mengabaikan satwa yang juga hidup berdampingan di lokasi kejadian. Akibatnya, banyak satwa, baik itu peliharaan atau liar yang luput dari bantuan tangan manusia. 

Adapun enam relawan yang tergabung dalam Animals Warrior, menginisasi menyelamatkan sejumlah satwa yang tersia-siakan pasca melandanya gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. 

Aktivis Centre for Orangutan Protection (COP) Daniek Hendarto, merupakan salah satu relawan yang bertugas, menceritakan keberadaan relawan yang bahu-membahu membantu satwa dengan menjamin ketersediaan makanan dan minuman para satwa di lokasi bencana. 

"Beberapa daerah itu ada di Petobo, Balaroa, sekitar Pantai Talise di Palu dan di Donggala," ujarnya saat dihubungi Alinea.id, Minggu malam (7/10). 

Satwa yang ditolong bermacam-macam, mulai dari hewan ternak seperti kuda, kambing, sapi, sampai hewan domestik seperti kuncing dan anjing. 

Setiap hari, para relawan mengitari lokasi kejadian, memeriksa reruntuhan, antisipasi jikalau ada satwa yang terperangkap di sana. Jika melihat ada satwa di depan mata, dengan sigap Tim langsung memberi makan dan minum. 

"Satwa di sini terdampak karena ditinggal mengungsi dan tidak terurus. Setiap hari, kami memberi para satwa pakan, baik itu kering dan basah," jelas Daniek. 

Tidak sampai disitu saja, Animals Warrior juga berkerja keras untuk mengurusi hewan sitaan di BKSDA Sulawesi Tengah. Apalagi banyak staf dan karyawan di sana yang juga menjadi korban bencana ini, sehingga mereka belum bisa kembali menjalankan tugasnya. 

Sponsored

Di kantor BKSDA Sulteng tersebut, ada 10 satwa sitaan berupa, tiga ekor burung kakatua Maluku, dua ekor burung nuri bayan, dua ekor burung maleo, satu burung elang dan dua ekor buaya muara. 

Untuk membantu satwa di sana, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Setidaknya, para Animals Warrior membutuhkan dana Rp1 juta per harinya. 

"Sehari satu jutaan rupiah untuk pakan anjing, kucing, dan membeli buah-buahan untuk satwa liar," ujar Daniek. 

Kemarin, Minggu (7/10) relawan Animals Warrior juga mendapat laporan, bahwa satwa di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Kapopo, Palu masih terlantar dan dalam kondisi lapar. 

Di lokasi tersebut terdapat empat ekor monyet hitam (Macaca tongkeana) dan belum mendapatkan pakan yang baik pascabencana. 

"Tim pun langsung menuju lokasi kejadian dan melakukan supply pakan berupa buah segar dan jagung, serta pemberian air minum bagi macaca tersebut," lanjut Daniek bercerita. 

Meski hanya enam relawan yang bertugas, Daniek optimis bisa bekerja secara maksimal membantu satwa yang terdampak hingga masa tanggap bencana berakhir, yaitu pada 11 Oktober 2018.

"Namun, kegiatan ini akan diperpanjang, jika ada kasus yang menutut tim harus tetap bekerja di lokasi ini," imbuhnya. 

Para Animals Warrior menjadikan kantor BKSDA Sulawesi Tengah sebagai tempat peristirahatan dan posko sementara. 

Apabila ada masyarakat yang ingin berdonasi dan memberikan pakan satwa, bisa langsung mengirimkannya ke kantor BKSDA Sulawesi Tengah di Jalan Prof. Moh. Yamin, No.19, Palu - 94121. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid