sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KNKT telusuri penyebab jatuhnya Lion Air

KNKT masih berusaha menghimpun seluruh data terkait kejadian jatuhnya pesawat  

Rakhmad Hidayatulloh Permana Dimeitri Marilyn
Rakhmad Hidayatulloh Permana | Dimeitri Marilyn Selasa, 30 Okt 2018 16:55 WIB
KNKT telusuri penyebab jatuhnya Lion Air

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah membentuk command center dan telah mengerakkan beberapa tim investigator guna menyelidiki kejadian hilang kontaknya kejadian lost contact, pesawat Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP. 

Perkembangan terkini dari investigasi ini, KNKT masih berusaha menghimpun seluruh data terkait kejadian jatuhnya pesawat.  

"Tim KNKT masih berusaha mengumpulkan seluruh data terkait kejadian tersebut," kata Ketua KNKT Haryo Satmiko, Selasa (30/10). 

Lalu pada Senin (29/10) kemarin, tim KNKT telah merapat di Kapal Baruna Jaya I, milik BPPT, untuk bergerak ke lokasi. Kapal Baruna Jaya I telah sampai di lokasi jam 06.00 WIB Selasa pagi dan berkoordinasi dengan SAR Mission Coordinator (SMC) Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), TNI dan Pertamina untuk memulai proses pencarian main wreckage.

Sementara itu, KNKT bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menurunkan Rigid Inflatable Boat (RIB) guna membawa alat deteksi sonar. 

"Tim KNKT dan BPPT telah menurunkan RIB dengan membawa peralatan multibeam sonar dan ping locator untuk menyisir lokasi yang diperkirakan merupakan titik impact," imbuh Haryo. 

KNKT juga menurunkan tim ke Jakarta International Container Terminal II (JICT II) Tanjung Priok guna berkoordinasi dengan BNPP dan PT Indonesia Port Company (PT IPC) untuk melakukan pemilahan barang temuan. "Pemilahan ini penting untuk menentukan proses investigasi KNKT lebih lanjut," kata dia.

Selain itu, KNKT mendapatkan penawaran bantuan dari beberapa pihak, termasuk Argentina JIAAC (Junta de Investigation de Accidentes de Aviation Civil), Amerika Serikat NTSB (National Transportation Safety Bureau), Singapura TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) dan Malaysia AAIB (Air Accident Investigation Bureau). 

Sponsored

KNKT terus berkoordinasi dengan BNPP, Kepolisian, TNI, Kemenhub, Kemenko Maritim, Lion Air dan seluruh pihak yang tekait dengan kecelakaan ini.

Sementara AirNav Indonesia membenarkan adanya permintaan pilot Bhavye Suneja kembali ke landasan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) saat sepuluh menit mengudara. Hal tersebut diketahui dari laporan yang masuk kepada Air Nav sekitar pukul 06.30 WIB.

Informasi tersebut diungkap oleh Manager Humas Airnav Indonesia Yohannes Harry Douglas Sirait saat dikonfirmasi Alinea.id, Selasa, (30/10).

"Belum lama saat take off terjadi atau sekitar sepuluh menit JT 610 mengudara. Permintaan itu disampaikan sendiri oleh Kapten Bhavye Suneja saat di udara. Dia minta return to based (RTD) kembali ke Bandara," kata Yohannaes Douglas.

Pada rekaman milik AirNav Indonesia bersama Otoritas Bandara Soetta diketahui, pilot mengakui adanya masalah teknis navigasi. Sayangnya, Kapten Bhavye Suneja enggan menjelaskan detail teknis navigasi yang dialami pesawat yang dikemudikannya.

"Kami langsung menyediakan runnaway (landasan pacu) tapi menunggu dari kebijakan pihak Lion Air. Setiap maskapai memiliki aturan masing-masing sekalipun darurat," ujar Yohannes Douglas.

Kepada Alinea.id, Yohannes menuturkan, AirNav dan Soetta sempat tiga kali menanyakan detail masalah teknis navigasi kepada pilot maupun co-pilot Lion Air. Namun, keduanya sepakat hanya menjelaskan adanya masalah teknis navigasi saja. Maka, permintaan RTD terucap. 

"Technical reason saja. Mereka sudah beberapa kali dikonfirmasi masalah apa. Tidak dijelaskan. Minta RTD, kami langsung hold (tunggu) mempersiapkan runnaway. Agar mereka kembali. Mereka juga bilang pesawat baru terbang, meskipun tidak disebut detailnya. Harus kembali," ucap Yohannes.

Rekaman pernyataan RTD dan percakapan pilot dan co-pilot dalam kabin pesawat sudah diberikan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Setelah dilaporkan kepada KNKT barulah diketahui penyebab pastinya teknis navigasi tersebut.

Namun pernyataan Yohannes tersebut dimentahkan langsung oleh Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro. Menurut Danang sampai saat ini pihak Lion Air masih menanti berita acara permintaan RTD dari pihak pilot saat di udara. 

Nyatanya, tidak ada satupun berita acara laporan RTD yang diterima oleh maskapai dengan logo burung merah itu.

"Belum ada permintaan RTD atau berita acara RTD tersebut sejauh ini. Kalaupun ada pasti akan kami sampaikan. Apalagi masalah technical reason, tidak ada karena ini pesawat baru," ujar Danang Mandala Prihantoro.

Seperti diketahui sebelumnya, Senin pagi, (29/10) Pesawat Lion Air Boeng 737 Max 8 merk komersial JT 610 jatuh pada titik koordinat 05º 49.727 S – 107º 07.460 E (heading 40º timur laut) atau di perairan Laya Tanjung Bumi Karawang. Naasnya lagi, pesawat itu terjatuh saat sepuluh menit melakukan take off dari Bandara Soekarno Hatta.

Akibatnya, 181 penumpang dan 8 awak kabin ikut tenggelam dalam kejadian tersebut. Misteri lain yang belum terungkap adalah penyebab jatuhnya pesawat terbang tersebut. Namun yang jelas BMKG sudah mengklaim jatuhnya JT 610 bukan merupakan faktor alam ataupun cuaca
 

Berita Lainnya
×
tekid