sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ganjil genap berlaku, udara Jakarta masih terburuk

Gubernur Anies menilai perbaikan kualitas udara tidak serta merta terjadi dalam hitungan menit, jam atau hari.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 10 Sep 2019 12:12 WIB
Ganjil genap berlaku, udara Jakarta masih terburuk

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI resmi menerapkan perluasan sistem ganjil genap di 25 ruas jalan Jakarta pada Senin (9/9). Aturan ganjil genap diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memperbaiki kualitas udara di ibu kota. 

Meski demikian, berdasarkan parameter AirVisual secara real time justru menyebut kondisi kualitas udara di ibu kota masih menempati 10 besar dengan kualitas udara terburuk di dunia. Mengutip AirVisual pada Selasa ,(10/9) pukul 11.20 WIB, Jakarta menempati posisi ke 6 kualitas udara terburuk dari total 89 kota besar di dunia.

Kualitas udara Jakarta berada pada level tidak sehat dengan parameter US Air Quality Index (AQI US) 131 atau berkategori tidak sehat bagi masyarakat sensitif. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, perbaikan kualitas udara tidak serta merta dapat terjadi hanya dalam hitungan menit, jam, atau hari. Anies menyebut, perbaikan kualitas udara dilakukan secara bertahap.

"Angka emisi itu tidak bisa dilihat hanya dalam satu atau dua hari karena dinamis sekali. Kemarin saja, kami menyaksikan beberapa kota sangat jauh lebih tinggi polusinya dibanding Jakarta," kata Anies di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/9).

Untuk itu, Anies mendorong warganya untuk menggunakan transportasi umum dalam mendukung meningkatkan kualitas udara di Jakarta.

Dengan beralih ke kendaraan umum, maka harapannya setahap demi setahap tingkat polusi udara yang diakibatkan oleh emisi dari kendaraan pribadi berkurang. 

"Kalau itu dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang, Insyaallah kualitas lingkungan hidup di Jakarta lebih baik dan kemacetan pun berkurang," ucap Anies.

Sponsored

Anies menyebut hasil yang dapat terlihat dari penerapan ganjil genap adalah penumpang Transjakarta yang pada Senin (9/9) telah mencapai rekor yakni sebanyak 892.000 penumpang. 

"Apalagi kalau ditambah dengan pengguna MRT dan angkutan lain berarti dalam satu hari sudah hampir satu juta warga Jakarta yang menggunakan kendaraan umum," ucapnya.

Ini bisa menjadi indikator yang paling dipercaya atau reliable. Sebab, tujuan dari kebijakan ganjil genap tersebut adalah untuk mendorong banyak warga menggunakan kendaraan umum. 

"Kami ingin mendorong armada kendaraan umum diperluas, jangkauannya diperluas. Dengan begitu nanti lebih banyak orang merasakan kendaraan umum," ujarnya.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta mulai memberlakukan perluasan kawasan pembatasan kendaraan bermotor dengan sistem ganjil genap pada Senin (9/9). Hal itu diatur dalam Pergub Nomor 88 tahun 2019 yang diteken Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pekan lalu.

Aturan ini menjelaskan bahwa dalam ganjil genap yang baru ini terdapat 25 ruas jalan yang terkena aturan ganjil genap. Sebanyak 28 ruas jalan yang memiliki gerbang tol yang biasanya ramai dilewati kendaraan pun terkena imbasnya.

Ganjil genap sendiri akan berlaku mulai pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB. Aturan ini tidak berlaku pada hari Sabtu dan Minggu serta hari Libur Nasional.

Berita Lainnya
×
tekid