Jika tidak ada aral melintang, pertengahan tahun depan Indonesia akan memproduksi vaksin Covid-19. Vaksin itu diproduksi oleh pabrik hasil patungan antara PT Etana Biotechnologies Indonesia dengan Walvax Biotechnology, perusahaan asal China.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pabrik vaksin itu berada di Pulogadung, Jakarta Timur. Vaksin yang dikembangkan menggunakan platform mRNA, teknologi vaksin yang sama dengan yang dikembangkan Pfizer.
"Kemarin saya mengunjungi satu calon pabrik vaksin di Pulogadung itu. Itu teknologi yang paling baru, mRNA, itu yang dibikin Pfizer. Sekarang kita 'curi' teknologi itu, kerja sama dengan pihak lain," kata Luhut dalam peluncuran Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #PasarLautIndonesia di Aceh, Rabu (8/9).
Saat berkunjung ke pabrik di Pulogadung, Luhut didampingi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito.
Luhut menjelaskan, Etana sudah siap memproduksi vaksin. BPOM, kata Luhut, sudah memberi acungan jempol atas rencana itu. Rencananya, vaksin Etana akan mulai diproduksi mulai Juni-Juli 2022 dengan total produksi mencapai 30 juta dosis pada tahap awal.
Walvax Biotechnology terlibat dalam riset, pengembangan, produksi, dan dan distribusi vaksin, monoclonal antibodi, dan produk darah. Jika proses lancar, produksi akan meningkat jadi 70 juta dosis.
Direktur Utama PT Etana Bioechnologies Indonesia Nathan Tirtana menyatakan komitmennya untuk produksi vaksin Covid-19 berbasis teknologi mRNA di Indonesia. Vaksin bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celcius.
Tim Pakar dari Walvax, kata Nathan, datang ke Indonesia minggu depan untuk memulai transfer teknologi. "Pada saat ini proses kerja sama dan produksi vaksin sedang difinalisasi. Proses ini sepenuhnya memenuhi regulasi dan protokol yang berlaku di Indonesia maupun WHO," tutur Nathan.
Nathan menjelaskan, produksi vaksin menggunakan teknologi single use tech for multiple product in one utility (pemanfaatan sebuah teknologi untuk berbagai produk). Pembuatan vaksin dimulai dengan plasmid manufacturing, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan mRNA.
"mRNA manufacturing akan dilakukan di luar sel guna mempermudah proses pemurnian, dan setelahnya akan dilanjut ke tahap mRNA encapsulation," terang Nathan.
Seluruh proses penelitian dan pengembangan vaksin dilakukan tanpa melakukan tes pada hewan. "Saya harap Indonesia akan melakukan leapfrog dengan adanya transfer teknologi Vaksin mRNA. Ke depan produk bioteknologi di Indonesia akan semakin berkembang dan kemandirian kesehatan Indonesia segera terwujud," tutur Luhut.