sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Matakin: Imlek momentum refleksi diri

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) meminta umatnya untuk memperbanyak ibadah pada Imlek 2570 Kongzili.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Selasa, 05 Feb 2019 12:42 WIB
Matakin: Imlek momentum refleksi diri

Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili (2019 Masehi) yang dirayakan hari ini, dinilai sebagai momentum refleksi diri. Karena itu, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) meminta umatnya untuk menghindari pesta pora di momen ini.

"Agar merayakan dengan kesederhanaan, karena hakikat Imlek bukan untuk pesta pora, apalagi berhura-hura. Ini momentum refleksi diri, memperbanyak ibadah, lebih peduli terhadap sesama dan meningkatkan silaturahim antarsesama warga bangsa," kata Ketua Umum Matakin Budi Santoso Tanuwibowo, Selasa (5/2).

Menurutnya, hal ini selaras dengan tema perayaan Imlek tahun ini, yaitu "Penimbunan Kekayaan akan Menimbulkan Perpecahan di antara Rakyat, Tersebarnya Kekayaan akan Menyatukan Rakyat".

Budi menekankan agar umat Konghucu dapat selalu berbagi dengan orang lain. Hal ini dinilai penting mengingat masih banyaknya orang miskin yang perlu dibantu. Orang beragama, kata dia, sudah seharusnya ikut membantu kesulitan orang lain.

Menurutnya, kepedulian terhadap orang miskin harus terus dijaga, dengan memberi bantuan kepada mereka. Budi mengatakan, pembiaran terhadap orang miskin atau orang lain yang membutuhkan, akan menimbulkan kerawanan, seperti ketidakstabilan. 

"Jurang antara kaya dan miskin masih tinggi, banyak yang masih di bawah garis kemiskinan, tentu kita tidak boleh menutup mata dan lebih melakukan upaya-upaya agar mereka yang ada di garis kemiskinan dapat terangkat," katanya.

Terkait keharmonisan umat beragama dalam berbangsa dan bernegara, dia berharap agar masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan. Menurutnya, masyarakat lebih baik mencari persamaan daripada membesar-besarkan perbedaan, yang justru bisa kontraproduktif terhadap keharmonisan.

"Agama itu memanusiakan manusia. Jangan kemudian karena demi agama, tidak memanusiakan manusia. Terlepas dari apapun agama ini, harus memiliki kadar kemanusiaan. Jangan mentang-mentang karena satu agama kemudian yang salah kita bela, yang benar dari agama lain tidak kita bela," kata dia.

Sponsored

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pembinaan dan Pendidikan Konghucu Kementerian Agama M. Mudhofir.  Menurutnya, umat Konghucu di berbagai daerah harus menjaga semangat kebersamaan dengan umat lain, melalui momentum Imlek ini.

"Kami menyampaikan Selamat Hari Raya Imlek 2570 Kongzili atau 2019 Masehi. Jaga kebersamaan," kata dia, Selasa (5/2).

Pemimpin jalannya sembahyang di Kelenteng Kong Miao, Jakarta, Andi Wiranata, mengatakan Imlek menjadi momentum untuk menyatukan semua budaya masyarakat. Selain itu, Imlek juga menjadi momentum untuk menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama, serta menyambut musim baru.

"Imlek menyatukan semua budaya masyarakat. Kita harapkan dengan Imlek ini, baik yang beragama Konghucu maupun tidak, dapat merayakannnya dan ikut menikmati suasana Imlek ini," kata Andi kepada wartawan di Kelenteng Kong Miao di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid