Peternakan Ayam di Kabupaten Gowa pasok kebutuhan masyarakat Makassar

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengungkapkan, sektor peternakan di Kabupaten Gowa memiliki potensi yang besar. Terutama di Kecamatan Manuju. Di mana, sebagian besar masyarakatnya telah menjadi peternak ayam petelur dan ayam potong.

Pernyataan ini disampaikan oleh Bupati Adnan saat mendampingi Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin, dalam kunjungan ke Peternakan Ayam di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, pada Kamis (19/10).

Bahtiar yang didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel Nurlina Saking, perwakilan OJK Regional Sulampua, serta beberapa perwakilan perbankan, mengunjungi Radjawalie Farm milik Daeng Alli.

"Di wilayah ini, sudah ada tiga close house ayam potong yang memasok kebutuhan masyarakat Makassar dan sekitarnya. Selain itu, Kabupaten Gowa juga menjadi penyedia kebutuhan makanan, sayuran, dan bahkan air untuk Makassar, semuanya berasal dari Gowa," ungkap Bupati Adnan.

Sementara itu, Bahtiar menjelaskan kalau kunjungannya ke Kecamatan Manuju ini, untuk melihat langsung peternakan masyarakat. Selain itu, ia ingin belajar dan mengetahui peluang serta kendala yang mungkin dihadapi dalam beternak ayam petelur. Termasuk modal yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang.

"Saya belajar di sini, bahwa dengan uang sebesar Rp650 juta, kita bisa membangun kandang untuk 3.000 ekor ayam petelur. Dari beternak ini, setiap hari bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta," kata Bahtiar.

Bahtiar juga menilai bahwa peternakan kambing memiliki potensi yang besar. Harga anak kambing yang baru lahir saja mencapai kisaran Rp2,5 juta, dengan bibit indukan impor.

"Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk belajar dari orang-orang yang sukses di bidang ini. Rencananya, saya akan mengembangkan Pucak Maros menjadi kawasan pusat peternakan ayam dan kambing," tambahnya.

Bupati Adnan yakin bahwa sektor peternakan akan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat dan dapat mengatasi kemiskinan di Sulawesi Selatan. Selain itu, lahan yang berada di ketinggian ini tidak cocok untuk pertanian padi.

"Oleh karena itu, kita perlu mencari alternatif usaha, yaitu peternakan. Pakan ternak ini juga berasal dari jagung, sehingga dapat menghidupkan sektor peternakan dari hulu hingga hilir," jelasnya.