sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polri belum terima laporan soal pengeroyokan Ratna Sarumpaet

Ratna ketakutan pascadianiaya oleh orang tak dikenal, di bandara. Ia puntidak mengetahui penyebab dirinya dikeroyok.

Robi Ardianto Ayu mumpuni
Robi Ardianto | Ayu mumpuni Selasa, 02 Okt 2018 14:45 WIB
Polri belum terima laporan soal pengeroyokan Ratna Sarumpaet

Pihak kepolisian mengaku belum mendapat laporan terkait pengeroyokan yang dialami Ratna Sarumpaet oleh sejumlah orang tak dikenal. Meski demikian, pihak kepolisian telah mengetahui informasi babak belurnya Ratna Sarumpaet melalui sebuah foto yang beredar di jejaring media sosial Whatsapp.

“Ya saya ini sudah dapat fotonya juga, dapat laporannya juga, tapi memang sampai sekarang saya belum mendapatkan laporan resmi apakah yang bersangkutan ini sudah lapor polisi, saya cek di Kabid Humas Bandung belum ada laporan (resmi),” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto di Polda Metro Jaya, Selasa, (2/10).

Sebagai warga negara Indonesia, kata Setyo, Ratna Sarumpaet berhak melaporkan kejadian pengeroyokan yang menimpanya itu kepada polisi. Dari laporannya itu, nanti polisi segera melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pelaku pengeroyokan tersebut.

“Sebagai warga negara, Ratna punya hak untuk melapor. Polisi akan melayani seperti warga negara yang lain,” katanya.

Senada dengan Setyo, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, berharap kasus pemukulan Ratna Sarumpaet bisa diusut secara tuntas dan transparan. Jangan sampai tidak dikelola dengan baik dan menjadi mainan politik. 

"Terkait dugaan penganiyaan yang menimpa ibu Ratna Sarumpaet, TKN berpandangan harus diusut secara tuntas dan transparan," kata Abdul Kadir. 

Sementara itu, Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Maruf, Raja Juli Antoni, menilai agar tidak menimbulkan spekulasi yang liar, ia menyarankan Ratna Sarumpaet untuk segera melapor ke polisi. 

"Kita harap polisi segera menemukan pelaku dan motif kejadian itu," kata Sekjen PSI itu. Kami berharap, kejadian itu tidak adanya motif dengan urusan politik. "urusan personal dan Inter-personal saja," kata Raja Juli. 

Sponsored

Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet terjadi pada 21 September 2018. Ratna Sarumpaet mengalami pemukulan oleh orang tak dikenal, sehingga wajahnya lebam-lebam dan ia pun harus dirawat di rumah sakit.

Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan pihaknya termasuk Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno telah menerima foto Ratna dengan muka lebam. Prabowo dan Sandi, kata Danhil, dijadwalkan bakal membesuk Ratna pada hari ini, Selasa, (2/10).

"Rencananya ingin jenguk hari ini (2/10). Namun tepatnya jam berapa belum tahu," kata Dahnil.

Saat dikonfirmasi, Ratna Sarumpaet mengaku dikeroyok oleh orang tak dikenal di bandara yang berada di Bandung, Jawa Barat. Ketika di bandara, Ratna dimasukkan ke dalam sebuah mobil. Di dalam mobil itulah, diduga Ratna menjadi bulan-bulanan.

"Jadi kejadiannya sudah lama dan kami baru tahu tadi malam. Ternyata beliau ketakutan, trauma, sehingga tidak melaporkan dan tidak mengabarkan kepada siapa pun. Dan kami pun tidak tahu kenapa beliau sangat takut," ujar Dahnil.

Menurut Dahnil, Ratna ketakutan pascadianiaya oleh orang yang tak dikenalnya itu. Terlebih, Ratna mengaku tidak mengetahui penyebab dirinya dikeroyok. Saat ini Ratna telah berada di rumahnya di daerah Tebet, Jakarta Selatan.

Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera, meminta polisi mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga profesionalitas dan integritas demi lembaga tersebut. Sekalipu sikap Ratna berseberangan dengan pemerintahan hingga saat ini, kejadian pengeroyokan tentu tidak dibenarkan.

"Oposisi dalam sistem demokrasi baik. Karena jaga demokrasi ini selalu tumbuh ada kontrol dan penyeimbang. Jadi orang seperti Ratna bermanfaat besar bagi Jokowi," kata Mardani.

Berita Lainnya
×
tekid