sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Program vaksinasi Covid-19 bukan perkara mudah

Proses vaksinasi Covid-19 melibatkan banyak pihak dengan prosedur ketat.

Ghalda Anisah
Ghalda Anisah Rabu, 25 Nov 2020 07:21 WIB
Program vaksinasi Covid-19 bukan perkara mudah

Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi mengatakan, proses pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 bukan perkara mudah. Pasalnya, program yang besar cakupannya ini mungkin pertama kalinya di Indonesia, terutama di bidang pelayanan kesehatan.

“Proses ini akan melibatkan banyak pihak, apalagi melihat alur waktu dan jumlah yang akan divaksinasi itu luar biasa besar. Tentunya semua proses ini akan mengikuti berbagai regulasi seperti, regulasi Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM), Kementerian Komunikasi dan Informasi, serta dukungan aparat keamanan,” kata Soleh dalam webinar dengan tema “Kesiapan Infrastruktur Data Vaksinasi COVID-19”, diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (24/11).

Untuk itu, pemerintah memanfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini. Tujuan penggunaan teknologi ini adalah menghindari kesalahan serta mempercepat proses.

“Proses-proses yang sebelumnya lama seperti, proses pendaftaran dan verifikasi, bisa dilakukan secara cepat. Dan yang terakhir kita berupaya menjaga kualitas, baik itu kualitas vaksinnya maupun kualitas pelayanannya,” tambah Soleh Ayubi.

Seluruh data penerima vaksin COVID-19 prioritas, kini sedang dalam tahap pencocokan dan pengintegrasian antar kementerian dan lembaga terkait.

Sementara Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk pada forum yang sama mengatakan bahwa pihaknya sedang mengintegrasikan data dari berbagai sumber.

"Seperti, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, TNI, dan Polri. Sistem ini nanti akan bisa memberikan data baik untuk program vaksin COVID-19 pemerintah maupun program mandiri. Apabila sudah terdaftar dalam satu sistem, nanti tidak bisa terduplikasi atau terdaftar dalam sistem lainnya, sehingga mengurangi kemungkinan duplikasi dan memberikan vaksin lebih tepat sasaran,” jelasnya.

Sistem satu data ini, lanjut dia, telah disimulasikan sebanyak dua kali di tempat terpisah. Simulasi pertama dilakasanakan di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor pada Rabu (18/11) dan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Sponsored

Simulasi kedua dilakukan di Puskesmas Cikarang, Bekasi pada Kamis (19/11) dan dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

“Presiden menyampaikan secara umum sistem ini sudah berjalan baik. Tentu ada satu dua masukan sehingga terus kita kembangkan”, terang Fajrin.

Berita Lainnya
×
tekid